Temukan 50 Tanaman Obat di Curahnongko, Mahasiswa Unej Lakukan Budidaya

Andi Saputra
Andi Saputra

Sabtu, 30 Sep 2023 16:27 WIB

Temukan 50 Tanaman Obat di Curahnongko, Mahasiswa Unej Lakukan Budidaya

TANAMAN OBAT: Mahasiwa Unej saat melihat tanaman obat yang dibudidayakan oleh kelompoknya di Desa Curahnongko, Tempurejo, Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang tergabung dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) menemukan sedikitnya 50 tanaman obat di Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Untuk kepentingan lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Farmasi tersebut melakukan budidaya berbasis tanaman obat keluarga (Toga).

Budidaya tanaman obat keluarga adalah sistem menanam tanaman obat pada lokasi yang sama atau pada bidang tanah yang terpusat pada lokasi yang memiliki luas terbatas.

Ketua Tim PPK Fakultas Farmasi Universitas Jember Camelia Puspita Firdausy mengatakan, kegiatan pemetaan tanaman di Desa Curanongko telah dilakukan sejak Juni 2023 lalu. Pemetaaan itu telah menghasilkan kurang lebih 50 tanaman yang dipastikan sebagai tanaman obat berkhasiat. “Ada sekitar 50 tanaman di Desa Curanongko ini yang berhasil kita kumpulkan dan akan kita budidayakan di Toga,” katanya.

BUDIDAYA: Dian Agung dosen pembimbing (pegang mik) dan Camelia Puspita (berkerudung).

Camelia memaparkan, 50 tanaman obat yang berhasil dikumpulkan diantaranya adalah kedawung atau Parkia timoriana memiliki khasiat untuk mencegah penyakit pencernaan, radang usus, hingga kolera.

Kemudian terdapat tanaman kluwek (pangium edule) yang mampu menurunkan potensi penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan sakit jantung. Lalu ada pecut kuda (stachytarpheta jamaicensis) mempercepat penyembuhan luka terbuka. menyembuhkan masalah pada kulit. melindungi fungsi organ hati. “Atau penyembuhan untuk penderita hepatitis A,” katanya.

Lebih lanjut, Camelia mengatakan, hilir dari upaya budidaya toga kelompoknya tidak mengarah pada pembuatan jamu. Menurutnya, jamu memiliki stigma kurang modern oleh karenanya jika telah berhasil dibudidayakan ia bersama kelompoknya akan membuat produk minuman kekinian yang bisa dipasarkan di kafe sehingga anak muda lebih tertarik.

Sementara itu, dosen pembimbingan PPK Ormawa Fakultas Farmasi Unej Dian Agung Pangaribowo kepada tadatodays.com mengatakan, pihaknya mendorong mahasiswa bimbinganya yang berjumlah 15 orang tersebut memiliki motif pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya selain memberikan edukasi terkait budidaya toga.

Mahasiswa PPK Ormawa bimbinganya juga membuat produk jadi berupa brownies berbahan dasar tepung kedawung dan juga minuman berbahan dasar tanaman obat. Harapanya, kata dia, produk-produk tersebut bisa dikembangkan oleh masyarakat di Desa Curahnongko. “Harapannya, ini (produk-produk jadi, red) bisa dikembangkan dan dijual, dipasarkan oleh masayrakat,” katanya.

Terpisah, Kepala Desa Curahnongko Ismail Nawawi mengaku senang dengan program pengebabdian yang dilakukan mahasiwa fakultas farmasi Unej. Ismail berharap yang datang dan peduli desanya bukan hanya mahasiswa Unej tetapi juga para pihak terkait bisa turun dan melakukan pembinaan-pembinaan serupa.

Saat ini, kata dia, Curahnongko memiliki 7 hektare lahan kosong yang bisa ditanami berbagai macam tanaman, termasuk edukasi tanaman obat yang tengah dikembangkan tersebut.  “Tolong untuk dinas-dinas terkait ini, lahan 7 hektare itu mau diapakan dan bagaimana kelanjutan pembangunan wisata trembesi di Desa Curanongko ini,” katanya. (as/why)


Share to