Tingginya Kasus TBC di Jember lantaran Sering Dianggap Batuk Biasa

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Thursday, 15 Feb 2024 17:49 WIB

Tingginya Kasus TBC di Jember lantaran Sering Dianggap Batuk Biasa

JEMBER, TADATODAYS.COM - Sering dianggap sebagai penyakit batuk biasa, Tuberkolulosis atau TBC menjadi salah satu penyakit yang masih terus ditemukan dari tahun ke tahun. Di Jember per 2023 lalu ditemukan sebanyak 14.708 orang terduga TBC.

Anggapan inilah yang membuat penderitanya tidak mendapatkan perawatan medis sesuai. Sehingga kuman dari TBC masih bersarang di dalam tubuh, serta berpotensi menularkan kepada yang lain.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, selama 2023 lalu ditemukan sebanyak 14.708 orang terduga TBC. Namun hanya 7.300 orang lebih yang dinyatakan positif. Penyakit ini terbilang cukup mematikan, selama satu tahun kurang lebih ada 730 orang yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember dr Hendro Soelistijono menjelaskan, keberhasilan penanganan TBC berbeda dengan penanganan penyakit lainnya.

Menurutnya, semakin banyak kasus yang ditemukan, maka capaiannya semakin berhasil. Karena dapat segera dilakukan pengobatan sejak dini, selain itu penyakit ini sudah bisa dipastikan ada di tengah-tengah masyarakat.

“Kalau sebuah daerah tidak bisa menemukan kasus TBC, maka bisa dikatakan sebuah kegagalan,” katanya, Kamis (15/2/2024).

Untuk memastikan kesembuhan para penderita TBC, lanjut dr Hendro, diperlukan peran berbagai pihak terkait. Termasuk keluarga penderita, karena jangka pengobatannya terbilang cukup panjang.

Penderita TBC setidaknya memerlukan waktu enam bulan untuk penyembuhan dangan rutin berobat dan mengkonsumsi obat dari dokter. Tidak jarang ditemukan masyarakat yang berhenti mengkonsumsi sesuai jangka waktu yang ditentukan. “Obatnya kalau dikonsumsi dalam jangka panjang memang gak nyaman. Makanya butuh ketelatenan,” imbuhnya.

TBC sendiri adalah penyakit menular yang penularannya bisa melalui droplet atau percikan dahak dari penderita. Jika daya tahan tubuh orang yang ditulari lemah, maka dia juga akan terkontaminasi TBC.

"Bakteri penyebab penyakit ini akan lebih mudah menular di ruangan ber-AC, tidak terpapar matahari dan tertutup. Bakteri tersebut dapat mati ketika terkena paparan matahari secara langsung," jelas dr Hendro.

Selain itu, dr Hendro juga mengungkapkan keluhan pertama para penderita adalah batuk, sehingga banyak yang menganggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya.

Sehingga kebanyakan mereka merasa cukup dengan obat batuk yang dibeli di warung. Sehingga enggan untuk memeriksa keadaannya ke dokter, hal itu pada akhirnya membuat penyakit TBC lebih kronis dan berbahaya.

“Makanya kalau batuk selama dua minggu, disertai penurunan nafsu makan dan lain sebagainya. Segera berobat ke puskesmas terdekat,” pungkasnya. (dsm/why)


Share to