Tips Memilih Hewan Kurban dari Pakar Peternakan Universitas Jember

Andi Saputra
Andi Saputra

Sabtu, 08 Jun 2024 16:01 WIB

Tips Memilih Hewan Kurban dari Pakar Peternakan Universitas Jember

TIPS: Nur Widodo (pegang tali) memberi tips memilih hewan untuk kurban.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Pakar peternakan Universitas Jember Dr. Ir. Nur Widodo, S.Pt.,M.M.Sc. membagi tips memilih hewan kurban, baik sapi maupun kambing, yang layak dijadikan hewan kurban. Tips awal yang disarakan adalah pilih calon hewan kurban bertubuh gemuk, tidak cacat fisik, cukup umur, dan bermata cerah dengan gerakan aktif. 

"Pilih hewan kurban harus sehat dan gemuk, hewan sehat ciri utamanya matanya cerah dan gerakannya aktif," kata  Nur Widodo kepada awak media, Sabtu (8/6/2024).

Nur Widodo mengingatkan agar calon pembeli hewan kurban tidak terkecoh, dengan memilih hewan kurban hanya karena berperut besar. Terkadang, kata dia, sapi atau kambing yang memiliki perut besar  justru dagingnya relatif sedikit. 

Tips Nur Widodo untuk mendapatkan hewan kurban gemuk dan memiliki daging yang banyak pembeli harus melihat dari sisi depan, samping, dan belakang ternak, dengan memperhatikan tinggi dan panjang ternak. Fokus penilaian, kata dia, fokus pada bagian paha belakang, pinggul, paha kaki depan, dan punggung. 

"Jangan terkecoh perut besar. Daging itu yang pertama bisa dilihat dari pinggul dan bagian paha belakang, yang kedua dari punggung dan paha kaki depan," kata dosen Perternakan Unej tersebut.


Kemudian, usia sapi laik kurban minimal 2 tahun. Guna memastikannya dapat dilakukan dengan melihat struktur gigi serinya, bila gigi sapi masih gigi susu dan belum ada yang ganti (poel) bisa dipastikan sapi tersebut masih memiliki umur di bawah 2 tahun yang belum layak dijadikan sebagai hewan kurban.

Detailnya, gigi sapi poel 1 pasang diperkirakan sapi umur 2-3 tahun, poel  2 pasang ( umur 3-4 tahun), poel 3 pasang (umur 4-5 tahun) dan poel 4 pasang umur lebih dari 5 tahun. Sementara untuk kambing laik kurban berusia satu tahun lebih dan atau masuk kedua tahun, dapat diperiksa dengan cara yang sama. 

Sementara, terkait beredarnya kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) dan Lumpy Skin Diasease (LSD), b berdasar pengamaranya, penyakit tersebut, akhir-akhir ini kasusnya telah jauh menurun. Sehingga, ia menghimbau masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. 

"Saat ini pemerintah telah menyalurkan program vaksin. Di setiap perbatasan wilayah juga ada pos pantau perpindahan atau peredaran ternak," katanya. (as/why)


Share to