Titik Balik Coffe Shop Jember; Filosofi dan Kualitas Kopi

Bryan Bagus Bayu Pratama
Bryan Bagus Bayu Pratama

Sunday, 19 Dec 2021 12:02 WIB

Titik Balik Coffe Shop Jember; Filosofi dan Kualitas Kopi

SKILL: Keahlian Fariz dalam meracik kopi cita rasa istimewa tidak hanya didapat secara otodidak. Fariz juga banyak mempelajari dari sejumlah literatur untuk menghasilkan seduhan kopi berkualitas.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kopi merupakan ikon Kabupaten Jember. Karena itu, tak sedikit warga Jember yang menggeluti berbagai macam bisnis dengan bermodalkan atau menggunakan bahan dasar kopi. Salah satunya Titik Balik Coffe Shop milik Fariz Wardana.

Kafe Titik Balik itu beralamat di ruko Istana Kaliwates Residence, Mangli, Jember. Saban harinya, kafe tersebut jadi tempat nongkrong mahasiswa dan pemuda Jember. Banyaknya mahasiswa yang kongkow di kafe milik Fariz, tak lepas dari banyaknya kampus di Jember.

Saat tadatodays.com mengunjungi kafe Titik Balik, Jumat (17/12/2021), tempatnya cukup nyaman, menarik, dan sangat cocok bagi kalangan muda. Konsep kafe dibuat modern dan mengusung warna abu-abu.

Nampak, sejumlah pemuda sedang asyik mengobrol dan sesekali nyeruput kopi hitam buatan Fariz. Di atas meja tak hanya kopi. Makanan berat dan ringan juga tersaji.

Kepada tadatodays.com, Fariz Wardana mengatakan bahwa Titik Balik Coffe Shop baru berjalan sejak awal 2017. Karena sudah berjalan 4 tahun, tak heran jika pengunjungnya sudah banyak. “Apalagi kalau malam minggu, penuh,” tuturnya.

Fariz meceritakan, ia tak langsung mendirikan Titik Balik Coffe Shop. Awalnya, ia justru membuka warung kopi kecil-kecilan di Rest Area Mangli. Saat itu, dirinya menempati kios yang berada di gubuk pinggir jalan. “Ya, kios kopi biasa pada umunya,” kata Fariz.

KUALITAS: Setiap seduhan kopi di Titik Balik Coffe Shop dijamin berkualitas. Tak hanya biji kopi terpilih, peralatan yang dipakai pun juga standar untuk memenuhi cita rasa istimewa.

Kemudian, bersama teman-temannya yang sama-sama baru lulus kuliah, Aley, Rizal, Avi, Himi, Fariz memiliki ide untuk membuka kafe berkonsep modern dan kekinian. Jadilah Titik Balik Coffe Shop. Kafe tersebut juga dikenal dengan nama TB, yang tak lain singkatan dari Titik Balik.

Saat awal membuka kafe, Fariz dan keempat temannya merasakan tantangan yang cukup berat. Tapi ia selalu memberikan pesan positif kepada teman-temannya agar tetap semangat.

Apalagi, saat itu, pengetahuannya tentang kopi masih sangat terbatas. Tapi karena berbekal nekat dan belajar tentang kopi dari sejumlah literatur, Fariz pun mencoba untuk mengembangkan bisnisnya. Termasuk membeli alat giling dan seduh yang lebih lengkap. Salah satunya V60.

Sementara untuk biji kopi, selain dari Jember, pemuda 28 tahun ini juga mendatangkan dari luar kota. Bahkan, dari luar negeri. “Jadi bijinya sudah diroasting. Konsumen tidak perlu ke luar negeri untuk merasakan kopi dari berbagai negara,” katanya.

Karena itu, alumnus Universitas Islam Jember ini tak ingin sajian kopinya biasa-biasa saja. Setiap biji kopi harus berkualitas, cara penyajian yang sesuai standar, dan alat yang mumpuni.

Ia juga memiliki prinsip, bahwa kopi yang ditanam sepenuh hati oleh petani, jangan sampai berakhir dengan tidak baik. “Harus diproses sacara baik juga,” tuturnya.

Fariz menjelaskan, untuk bisa menghasilkan roast bean yang mantap, ada sekian tahap yang harus dilalui sebelum kopi diseduh. Salah satunya adalah tahap resting atau masa pengistirahatan setelah roasting.

PENIKMAT: Titik Balik Coffe Shop sudah memiliki pelanggan dengan nama TBisme, yang didominasi kalangan muda dan mahasiswa. Selain karena rasanya yang berkualitas tinggi, tampilan permukaan segelas kopi juga jadi daya tarik tersendiri.

Biji kopi didiamkan selama 4-7 hari di dalam wadah yang ditutup rapat. Ini dilakukan untuk melepaskan gas karbon dalam kopi. Setelah itu tahap cupping atau memastikan rasa kopi, hingga disajikan dalam bentuk minuman.

Seiring dengan usahanya yang semakin maju, Fariz mulai berpikir untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Alasannya, agar menjadi iklim yang baik untuk konsumen.

Bahkan, ia juga mempelajari bagaimana cara mengolah kopi dari hulu hingga hilir. Karena menurutnya, jika mengerti semua proses maka hasilnya tidak akan mengecewakan.

Kini, saban harinya, Fariz dan kawan-kawan dapat membuat puluhan gelas kopi untuk para pelanggannya yang diberi nama TBisme

Soal omzet, jangan diragukan. Dalam satu bulan ia bisa berpenghasilan puluhan juta rupiah.

Tak hanya masuk keuntungan bisnis. Pendapatan Titik Balik Coffe Shop itu juga untuk membantu kebutuhan komunitas lainnya. “Tentunya yang membuatuhkan,” ujar Fariz.

Nah, di akhir obrolan dengan tadatodays.com, Fariz menjelaskan maksud dari nama Titik Balik. “Filosofi nama Titik Balik, itu adalah di manapun dan siapapun kita nantinya jangan lupa dari mana kita berasal ” katanya, dengan tersenyum. (bp/don)


Share to