Unjuk Rasa Buruh PDP Kahyangan Jebol Pagar Pendapa, Tagih Janji Bupati soal Kenaikan Upah

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 18 Sep 2024 18:06 WIB

Unjuk Rasa Buruh PDP Kahyangan Jebol Pagar Pendapa, Tagih Janji Bupati soal Kenaikan Upah

JEBOL: Massa aksi unjuk rasa BPB saat menjebol pagar pendapa wahya wibawa graha Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Ratusan buruh yang tergabung dalam Buruh PDP Bersatu (BPB) berbondong-bondong menggelar aksi unjuk rasa di depan pendopo wahyawibawa graha Jember, Rabu (18/9/2024). Mereka menagih janji Bupati Hendy Siswanto tentang kenaikan upah.

Koordinator aksi Hermanto menyebut kedatangannya ke depan pendapa ini untuk menagih janji Bupati Hendy. Khususnya janji kenaikan upah bagi buruh sadap karet yang bekerja di bawah lingkup perumda perkebunan Kahyangan Jember. Sejak tahun 2022 lalu janji itu belum ada realisasinya.

"Kami kesini menagih janji Bupati soal kenaikan upah buruh yang sampai hari ini tidak ada realisasinya. Malah makin anjlok upahnya. Entah itu dilaporkan atau tidak ke Bupati, tapi hari ini kami mau nagih janji itu, muak sudah karyawan," tegasnya.

Diketahui, upah buruh honorer harian di Perumda Kahyangan berada di kisaran angka Rp 1,2 - Rp 1,4 juta. Sementara untuk buruh sadapan hanya di kisaran Rp 300-700 ribu.

"Kami sudah konfirmasi ke direksi, alasannya sangat tidak jelas dan terkesan mementingkan perutnya sendiri, bukan karyawannya," katanya.

Ratusan massa yang menggelar aksi unjuk rasa merupakan buruh Perumda Kahyangan yang meliputi Kebun Sumberwadung, Kalimrawan, Sumbertenggulun, Gunung pasang dan kebun Sumberpandan.

Sebelumnya, massa menyuarakan aksinya di depan kantor Perumda Kahyangan Jember. Kemudian berlanjut mendatangi pendapa untuk bertemu dan mengadu pada bupati.

Aksi sempat memanas saat para buruh memaksa menerobos masuk ke dalam pendapa. Tak bisa menahan lonjakan massa, gerbang pendapa pun akhirnya jebol. Namun demikian, hingga aksi berakhir tak ada satu pun pejabat yang datang dan menemui para demonstran.

Adapun, tuntutan para buruh itu meliputi Upah yang masih di bawah UMK Jember, penjualan hasil Tanaman Sengon yang tidak Prosedural, adanya pelanggaran hak Normatif buruh seperti hak atas cuti, tunjangan, dan jaminan sosial, diabaikan oleh manajemen, tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kebijakan direksi juga sering tidak tepat sasaran, tujuan perumda ini harusnya fokus pada profit oriented dan social oriented. Tapi yang terjadi dilapangan tidak seperti itu, direksi disana cuma numpang makan," urai Hermanto geram.

Lebih lanjut, Hermanto menegaskan apabila tuntutan para buruh tidak dipenuhi, pihaknya akan melakukan mogok kerja hingga menjual secara mandiri hasil sadapan karet. "Teguran pertama kami akan mogok kerja, kedua penjualan (karet) akan terserah karyawan sudah," sambungnya. (dsm/why)


Share to