Visa Belum Terbit, CJH dari Program Furoda Gagal Berangkat

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Friday, 08 Jul 2022 06:39 WIB

Visa Belum Terbit, CJH dari Program Furoda Gagal Berangkat

GAGAL BERANGKAT: Sulaiman, petani asal Paiton Kabupaten Probolinggo yang gagal berangkat haji lantaran visanya tidak terbit.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sulaiman, warga Dusun Krajan, RT 15 - RW 07, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo masih harus bersabar lagi. Pria yang bekerja sebagai petani itu gagal berangkat haji, lantaran visa pemberangkatannya ke Tanah Suci tidak keluar. 

Saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/7/2022), Sulaiman menceritakan kalau sekitar Maret 2022 lalu, dirinya bersama sang ibu, Rusya, dan kakaknya, Ali Wafa mendaftar haji melalui PT Andromeda Atria Wisata atau PT Atria dengan program Furoda. Sulaiman membayar uang senilai Rp 705 juta untuk tiga orang, atau setiap orangnya membayar Rp 235 juta.

Uang itu langsung dibayar lunas setelah dirinya mendapat uang pembebasan lahan sawah miliknya dari proyek jalan tol. Lalu pada 28 Juni 2022, visa milik ibu dan kakaknya sudah keluar. Karena itu, mereka langsung menggelar acara selamatan dengan harapan berangkat dengan lancar dan selamat. "Cuma visa saya yang belum keluar," katanya.

Setelah itu, pihak PT melalui perwakilannya di Probolinggo meminta tambahan uang kepada Sulaiman senilai Rp 180 juta untuk tiga orang dengan alasan saat ada kenaikan harga. Karena niat hati ingin berangkat, Sulaiman bersama keluarganya mencari uang itu dengan cara utang kepada saudaranya.

Setelah pembayaran rampung, pada 29 Juni 2022 Sulaiman bersama keluarga mulai berangkat menuju Surabaya untuk menginap di salah satu hotel di Surabaya. Keesokan harinya, 30 Juni, ibu tercinta bersama sang kakak diberangkatkan dari Bandara Internasional Juanda. "Kalau saya kembali ke hotel menunggu visa," ucapnya.

Sulaiman kembali ke hotel bersama 7 orang calon jamaah lainnya dari berbagai wilayah yang senasib dengannya. Tak lama kemudian 3 dari 7 orang calon jamaah itu mendapat kabar bahwa visanya keluar dan langsung berangkat saat itu juga. Sementara 4 orang lainnya termasuk Sulaiman masih menunggu di hotel.

Di hotel, Sulaiman terus memantau informasi yang disampaikan pihak PT melalui grup whatsapp. Hingga akhirnya ia mendapat kabar bahwa dirinya tidak bisa berangkat pada tahun ini karena terkendala visa yang belum keluar. "Saya langsung minta jemput ke orang rumah," akunya.

Sulaiman menceritakan, selama pemantauan di grup para calon jamaah dari PT Atria itu. pihak PT mengirim pesan permohonan maaf sekaligus pengumuman. Isi pengumumannya bahwa yang tidak bisa berangkat karena terkendala vida pada tahun ini dapat berangkat tahun 2023, beserta bonus umroh pada bulan Agustus atau September 2022 mendatang.  

Pihak PT juga memberi pilihan, jika memang tidak ingin berangkat tahun depan, calon jamaah bisa mengambil uangnya kembali, dan pihak PT akan mengembalikan 100 persen penuh, tanpa dipotong biaya apapun. "Kalau saya memilih untuk berangkat tahun depan saja dan bonus umrohnya," ujarnya Sulaiman lalu tersenyum.

Sementara, PT Andromeda Atria Wisata melalui perwakilan Probolinggo Musayyib Nahrawi mengatakan,   tidak terbitnya visa milik Sulaiman itu memang menjadi hak prerogatif Arab Saudi. Menurut informasi yang diterimanya, memang ada pengurangan kuota haji untuk tahun ini. Padahal user id Sulaiman sudah ada.

"Baru tahun ini yang ada kendala. Sebelumnya tidak pernah begini," ucap Musayyib yang mantan anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Fraksi PKB itu.

Musayyib menjelaskan, sejatinya bukan hanya PT Atria saja yang terdampak. Beberapa orang lainnya yang mendaftar di PT yang berbeda juga gagal berangkat. Salah satu PT ada yang mendaftar 52 orang, hanya dapat berangkat 28 orang saja. Sedangkan PT Atria dari 36 yang mendaftar hanya 4 orang yang tidak jadi berangkat.

Musayyib menegaskan, PT Atria siap bertanggung jawab atas kendala tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab, PT Atria menghadiahkan bonus umroh kepada 4 orang, termasuk Sulaiman yang gagal berangkat. "Inshallah umrohnya berangkat sama saya nanti," katanya.

Sedangkan Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo Akhmad Sruji Bahtiar mengatakan kalau Kemenag hanya melayani haji reguler saja. Jadi terkait progam haji yang lain, pihaknya tidak tahu menahu karena diluar tanggung jawab Kemenag. "Jadi tanyanya dimana dia mendaftar, bagaimana prosedurnya," ujarnya.

Sementara, sebagai tambahan informasi, ibu dan kakak Sulaiman sudah sampai di Makkah bersama rombongan lainnya yang tergabung dalam PT Atria. (zr/why)


Share to