Wamen PPPA Veronica Tan Mengapresiasi Festival Egrang di Jember: Melawan Ketergantungan Anak pada Gadget

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sabtu, 26 Jul 2025 16:13 WIB

Wamen PPPA Veronica Tan Mengapresiasi Festival Egrang di Jember: Melawan Ketergantungan Anak pada Gadget

FESTIVAL: Peserta Festival Egrang yang diselenggarakan Komunitas Tanoker di Ledokombo.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Festival Egrang digelar di Lapangan Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, Jember, Sabtu (26/7/2025). Kegiatan yang diinisiasi komunitas Tanoker ini mendapat apresiasi langsung dari Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Veronica Tan.

Dalam sambutannya, Veronica menilai bahwa festival seperti ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga bentuk intervensi nyata dalam membangun ruang tumbuh sehat bagi anak-anak Indonesia.

"Festival ini bukan hanya merayakan tradisi, tapi juga menghidupkan kembali kebersamaan dan interaksi sosial yang hilang karena gadget. Anak-anak harus kembali bermain bersama, tidak hanya terpaku pada layar,” tegasnya.

SAMBUTAN: Wamen PPPA RI Veronica Tan saat sambutan di acara Festival Egrang, Ledokombo.

Menurut Veronica, pandemi Covid-19 telah mengubah cara anak-anak belajar dan berinteraksi. Ketergantungan terhadap gawai membuat anak-anak kehilangan nilai-nilai moral yang dulu diajarkan oleh guru dan orang tua.

“Kalau dulu kita belajar dari guru, orang tua, dan buku. Sekarang anak-anak kita belajar dari algoritma. Itu berbahaya kalau tidak ada pendampingan,” ungkapnya.

Veronica juga mendorong agar sekolah-sekolah tidak hanya fokus pada kegiatan akademik, tetapi turut mengembangkan permainan tradisional dalam kurikulum atau kegiatan ekstrakurikuler. “Kami ingin agar sekolah menghadirkan ruang terbuka untuk anak-anak bermain egrang, gobak sodor, atau permainan lainnya. Ini penting untuk membangun karakter dan kebugaran mereka,” jelasnya.

Festival Egrang yang dihadiri ribuan warga itu menampilkan berbagai atraksi permainan bambu, parade budaya, serta keterlibatan aktif anak-anak, remaja desa hingga lansia. Komunitas Tanoker yang menjadi motor acara juga dikenal konsisten mengangkat isu pendidikan, budaya, dan hak anak.

Lebih jauh, Wamen PPPA menyatakan bahwa penguatan komunitas berbasis kearifan lokal adalah kunci membangun ketahanan anak, baik dari sisi mental, sosial, maupun moral. “Komunitas seperti Tanoker ini sangat penting. Karena melalui mereka, kita bisa masuk dengan berbagai program seperti bimtek melek hukum, parenting, hingga penguatan ekonomi lokal,” terangnya.

Ia juga menyinggung pentingnya menangani akar persoalan anak dari hulu, termasuk dampak pernikahan dini dan kurangnya kesiapan orang tua dalam mendidik anak. “Masalah parenting tidak bisa diselesaikan oleh kementerian sendiri. Kita perlu kerja sama semua pihak: dari kampus, PKK, sampai kepala desa. Kita semua harus jaga anak-anak kita,” ucapnya.

Festival Egrang di Sumber Lesung pun dinilai sebagai bentuk kolaborasi nyata dari bawah yang bisa dijadikan contoh secara nasional. Veronica berharap, gerakan komunitas seperti ini mampu mendorong terwujudnya generasi emas Indonesia 2045. (dsm/why)


Share to