Warga Sumberbaru Keluhkan Bazar Minyak Goreng yang Diborong Pegawai

Andi Saputra
Andi Saputra

Friday, 11 Mar 2022 11:47 WIB

Warga Sumberbaru Keluhkan Bazar Minyak Goreng yang Diborong Pegawai

MIGOR: Beberapa perempuan yang diduga pegawai pemerintah desa di Kecamatan Sumberbaru terlihat menenteng minyak goreng yang dibungkus kresek, dari stand bazar yang dibuka oleh Disperindag Jember. Warga mengeluhkan penjualan minyak goreng tersebut, lantaran pembelinya didominasi para pegawai.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Puluhan ibu dari berbagai desa di Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember kecewa lantaran gagal membeli minyak goreng (migor) dalam kegiatan bazar minyak goreng yang dibuka Disperindag Kabupaten Jember, Jumat (11/03/2022). Dari pantauan tadatodays.com, mereka yang mendapatkan migor justru lebih banyak dari keluarga pegawai kelurahan dan desa.

Diketahui, minyak goreng itu dijual Rp 28 ribu untuk kemasan 2 liter.

Berdasarkan keterangan ibu-ibu yang tidak bisa membeli migor itu, lantaran mereka tak memiliki kupon. "Itu mas, yang beli orang dalam (Keluarga pegawai, Red),"  ujar Purwaningsih, perempuan asal Desa Sumberagung yang datang sejak pagi namun tak mendapatkan migor.

Sementara, Trimulyaningsih, seorang ibu asal Desa Yosoranti, mengaku dirinya melihat pegawai berseragam hitam putih membawa kupon lebih dari satu. Pegawai itu terlihat secara bergantian membeli minyak goreng.

Ia tidak mengetahui sebelumnya bahwa syarat membeli minyak harus membawa kupon. "Saya tidak tahu katanya (kupon) dari kepala desa. Tapi saya tidak dapat," katanya.

Sementara itu, tidak ada satupun petugas stand yang bersedia dikonfirmasi terkait dugaan kupon yang dimonopoli pegawai kantor desa tersebut.

Penjaga stand itu merupakan karyawan toko waralaba di sekitar lokasi penjualan. Migor yang dijual juga disuplai oleh waralaba.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro

mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi sebelumnya dengan memerintahkan pihak penjaga stand dari karyawan waralaba untuk tetap melayani warga yang tidak membawa kupon. "Kita sudah perintahkan untuk tetap melayani warga yang tidak membawa kupon," kata Bambang.

Lebih lanjut, Bambang mengakui bahwa kebutuhan minyak goreng bukan hanya dirasakan warga, tetapi juga para pegawai di kantor kecamatan dan desa. (as/don)


Share to