Waspada! Sinar Matahari Berlebih Dapat Memicu Kanker

Dwi Sugesti Megamuslimah
Thursday, 12 Oct 2023 13:31 WIB

JEMBER, TADATODAYS.COM - Cuaca panas ekstrem yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir patut diwaspadai. Sebab, terpapar sinar matahari berlebih ternyata bisa menjadi penyebab masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan pada kasus tertentu dapat menjadi pemicu penyakit kanker kulit.
Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember sekaligus dokter spesialis bedah plastik, dr Ulfa Elfiah M.Kes.,Sp.BP-RE. saat ditemui tadatodays.com pada Kamis (12/10/2023) di gedung akademik lantai dua.
"Sinar matahari yang terus menerus disertai paparan polusi apalagi diatas jam 8, bukannya bersifat baik tapi bersifat merusak, utamanya bagi kesehatan kulit. Mulai dari penyakit ringan, bahkan pada kasus tertentu menjadi pemicu terjadinya kanker kulit," kata dokter Ulfa.
Pada dasarnya, sinar matahari memiliki manfaat yang baik bagi tubuh apabila sesuai porsinya. Sebab, sinar matahari berfungsi untuk merangsang vitamin D yang awalnya tidak aktif menjadi vitamin D aktif. Vitamin D aktif berperan besar dalam pembentukan sistem metabolisme tubuh serta pembentukan sel melanin pada kulit.
Dokter Ulfa juga menjelaskan jenis sampai ciri-ciri dari kanker kulit yang bisa menyerang akibat paparan sinar matahari berlebih. Kanker kulit ini diklasifikasikan menjadi beberapa, mulai dari yang jinak sampai yang ganas.

Adapun ciri kanker kulit yang mesti masyarakat tahu, apapbila kanker itu jinak hanya akan timbul kutil-kutil di bagian wajah sampai leher. Sedangkan untuk yang ganas ditandai dengan munculnya tahi lalat yang jika diraba atau disentuh mudah berdarah, sedikit berambut dan memiliki warna gradasi hitam gelap pada bagian tengah. Pada kanker ganas lainnya, terdapat luka kecil yang lama kelamaan membesar dan menggerogoti jaringan hingga tulang di wajah.
Pada kebanyakan kasus, jika dilihat dari faktor resikonya, kanker kulit terjadi pada orang-orang yang sering terpapar sinar matahari secara langsung. Di antaranya ialah petani dan mereka yang sering bekerja di luar rumah.
Dokter Ulfa menambahkan, suhu panas yang normalnya bisa diterima manusia adalah pada rentang 18-22 derajad celcius. Apabila melebihi, maka tubuh akan merespon dengan melakukan evaporasi (penguapan) pada kulit yang mengakibatkan keringat berlebih. "Keringat berlebih ini apabila tidak dimbangi dengan asupan cairan yang masuk akan menyebabkan dehidrasi," imbuhnya.
Untuk menghindari hal mengerikan ini, dirinya menghimbau pada masyarakat untuk senantiasa memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak mengonsumsi air putih. Menggunakan tabir surya tiap berkegiatan diluar ruangan, serta memakai pakaian dan aksesoris pendukung seperti topi dan kacamata untuk melindungi paparan sinar matahari secara langsung. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)