12 Inovator Presentasi, Juri Anvapro 2022: Cukup Bersaing

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 13 Jul 2022 19:23 WIB

12 Inovator Presentasi, Juri Anvapro 2022: Cukup Bersaing

INOVASI: Tahapan presentasi yang dijalani 12 inovator dalam Anvapro 2022 gelaran Bappeda-Litbang Kota Probolinggo, Rabu (13/7/2022).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Anugerah Inovasi Kota Probolinggo (Anvapro) 2022 yang digelar Bappeda – Litbang Kota Probolinggo memasuki tahap presentasi. Rabu (13/7/2022) pagi, 6 inovator dari masyarakat dan 6 inovator dari organisasi perangkat daerah (OPD) memresentasikan inovasinya di hadapan dewan juri yang diketuai Wawan Sobari Phd.

Pemaparan 12 inovasi tersebut dilaksanakan di ruang sekretariat Forum CSR, kantor Bappeda – Litbang di Jalan Soekarno Hatta 52 Kota Probolinggo. Masing-masing inovator diberi waktu 10 menit untuk presentasi dan 10 menit tambahan untuk sesi pertanyaan dari dewan juri.

Inovator pertama dari Puskesmas Jati, memresentasikan inovasi Kartu PTO (Pemantauan Terapi Obat). Inovasi tersebut sebagai kontrol dari kelebihan obat yang dialami oleh pasien Puskesmas Jati.

Selanjutnya giliran Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Probolinggo. Kepala Diskominfo Pujo Agung Satrio menjelaskan terobosan “Q-Ring” (Quick Response Labelling). Ini inovasi yang bergerak cepat memberikan informasi.

Dengan adanya inovasi ini, masyarakat Kota Probolinggo hanya memerlukan scanner atau pemindai dari handphone guna mendapatkan informasi, dari barang yang sudah dilabeli oleh Diskominfo. “Misalkan mobil dinas discan, nanti muncul itu informasi kayak kapan harus dilakukan perawatannya,” jelasnya.

Selain Q-Ring, Diskominfo juga mempresentasikan inovasi Portal Emas (Probolinggo Smart Digital Melayani Masyarakat). Ini sebuah inovasi yang juga berbasis teknologi namun berbentuk aplikasi. Masyarakat bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan seputar pemerintahan Kota Probolinggo.

Inovator berikutnya adalah Puskesmas Ketapang. Mereka membawa “Handal P-IRT UMKM Jemput Bola” sebagai layanan produksi industri rumah tangga pada usaha mikro, kecil, menengah atau P-IRT UMKM. Ini adalah layanan untuk mendapatkan Sertifikat P-IRT, pada UMKM secara gratis.

Selanjutnya dari Kecamatan Kanigaran, memresentasikan inovasi “Podcast Ngopi”. Ini sebuah layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Kanigaran, namun dibungkus dengan konsep podcast.

Kemudian inovator terakhir dari sesi OPD datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Disdikbud Kota Probolinggo. Mereka membawa inovasi “Si Ijol”, yaitu sebuah layanan yang berbasis web dan aplikasi untuk mempermudah masyarakat mendapati akses kebutuhan ijazah pendidikannya.

Sesi berikutnya, inovator dari masyarakat umum mempresentasikan inovasinya. Ada Kube (Kelompok Usaha Bersama) Kampung Batik Bremi. Kelompok usaha ini dari Kelurahan Sukabumi. Isinya adalah wanita di Kelurahan Sukabumi yang memiliki usaha batik. Nah melalui kreasi batiknya, mereka menanamkan ciri khas yang ada di Kota Probolinggo sebagai motif batiknya.

Selanjutnya dari Posyandu Mawar Kelurahan Kedung Asem. Mereka membawa “Randu Basah” atau Iuran Pusyandu Bayar dengan Sampah. Inovatornya, Wiwik Abidin menjelaskan, masyarakat di Kedung Asem yang tidak memiliki biaya untuk melakukan program kesehatan di posyandu bisa menggantinya dengan sampah plastik.

Jadi masyarakat tidak akan ketinggalan program apapun, meski terkendala biaya. “Mereka bisa membayar iuran dengan sampah. Selain untuk mengurangi sampah, ini supaya masyarakat bisa mendapat layanan kesehatan dengan mudah,” ujar Wiwik.

Berikutnya dari Kelompok Juara SDN Sukabumi 2, membawa inovasi “Si Pinter” atau Sistem Informasi Pendidikan Terpadu. Ini adalah layanan yang berbentuk aplikasi, yang menunjang pendidikan anak di serba online.

Masih bergerak di bidang pendidikan dan literasi, inovasi selanjutnya adalah “Perpustakaan Bergerak”. Inovatornya adalah Zakial Irfan dari SMPN Empat Kota Probolinggo. Inovasi ini bergerak untuk meningkatkan budaya literasi membaca bagi anak-anak.

Selanjutnya ada Gepres Jitu atau Gerakan Peduli Sampah Siji Pitu dari Bank Sampah Jitu di Kelurahan Kebonsari Kulon. Nah, masyarakat Kelurahan Kebonsari menjual sampah guna mengurangi limbah. Dari hasil penjualannya mereka adakan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

Yang terakhir ada inovasi Wastafel Portabel Touchless Bersensor, oleh Muhamad Sholeh dari Sukabumi. Ini sebuah wastafel yang ketika hendak mencuci tangan tak perlu memutar kran air. Hanya dengan menengadahkan tangan di bawah portabel yang diberi sensor, air akan keluar.

Ketua dewan juri Anvapro 2022 Wawan Sobari mengatakan, semua inovasi yang dipaparkan sudah bagus. Mereka masuk kategori inovasi yang cukup bersaing. Namun ada perbedaan dari enam OPD dan enam masyarakat umum. Jika enam OPD semuanya berbasis teknologi, yang masyarakat umum justru lebih sederhana. Ia mengatakan, mungkin pemerintah kota kedepannya bisa membimbing lagi masyarakat yang ingin mengikuti Anvapro.

“Menarik, semua inovasi itu cukup bersaing. Walau yang masyarakat umum tidak menggunakan teknologi secara maksimal seperti OPD, ini menjadi catatan bagi pemkot untuk dilakukannya pembinaan,” ujar Wawan Sobari mengomentari paparan 12 inovator. (alv/why)


Share to