Belum Terdeteksi, Dinkes Probolinggo Tetap Waspada Omicron Varian BA.4 dan BA.5

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 05 Jul 2022 20:16 WIB

Belum Terdeteksi, Dinkes Probolinggo Tetap Waspada Omicron Varian BA.4 dan BA.5

PENGUATAN: Dinkes Kabupaten Probolinggo melakukan peningkatan kapasitas petugas pelacakan kontak atau tracer yang terdiri dari unsur TNI, POLRI, dan relawan di 33 desa. Harapannya, dengan adanya tracer tersebut, begitu ada yang positif dapat segera ditindaklanjuti.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Meski penyebaran covid-19 semakin melandai, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Probolinggo tetap waspada. Termasuk dengan adanya subvarian baru dari Omicron, yakni BA.4 dan BA.5. Meskipun, varian omicron BA.4 dan BA.5 sejauh ini tidak menunjukkan gejala dan bisa dirawat di rumah.

“Sejauh ini kami memang belum mendeteksi subvarian tersebut di Kabupaten Probolinggo. Namun kami tetap mningkatka kewaspadaan. Termasuk terus menggencarkan vaksinasi,” terang Plt. Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko. Dari informasi yang didapat Dinkes, subvarian baru tersebut sudah masuk ke beberapa negara.

Pria yang juga menjabat Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinkes setempat itu mengatakan, secara epidemiologi, subvarian BA.4 dan BA.5 sudah dilaporkan menjangkiti ribuan orang oleh Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).

“Sebanyak 6.903 sekuens dilaporkan berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak. Antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan,” terangnya.

Adapun di Indonesia jelas Mujoko, subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 juga telah terdeteksi. Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif. Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.

“Dimana 4 kasus itu terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali. Sisanya 3 orang kasus positif BA.5. Mereka orang luar negeri yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei,” ungkapnya.

Menurut mantan kepala Puskesmas Gending ini, dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2. Meski begitu, penyebarannya tidak menyebabkan gejala serius dan fatal dibandingkan varian omicron.

Pria yang berdomisili di Desa Sebaung, Kecamatan Gending ini mengatakan, pihaknya tetap dalam kewaspadaan. Salah satunya dibuktikan dengan adanya kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Pelacakan Kontak atau Tracer yang dihadiri oleh anggota TNI, Polri, dan relawan di 33 desa.

“Harapannya, kecepatan tracer begitu ada yang positif dapat segera ditindaklanjuti. Karena satu orang positif covid-19, itu minimal 15 orang yang di-tracing. Bahkan menurut WHO minimal 30 orang yang ditracing. Jadi kita genjot lagi,” jelasnya. (*hla/sp)

SINERGI: Pelibatan berbagai macam unsur seperti TNI dan Polri semakin mengoptimalkan langkah Dinkes Kabupaten Probolinggo dalam penanganan wabah covid-19. Terbukti, angka penyebaran virus terus menurun.

80 Persen Warga Sudah Divaksin, Herd Immunity Terbentuk

WALAUPUN kasus covid-19 menurun, Dinkses Kabupaten Probolinggotetap gencar melakukan vaksinasi. Sedikitnya 80 persen masyarakat di Kabupaten Probolinggo rampung divaksin. Diketahui, target sasaran vaksinasi covid-19 di Kabupaten Probolinggo mencapai 890.667 orang. Sehingga herd immunity di lingkungan masyarakat sudah terbentuk.

“Dengan begitu, bila ada yang positif covid-19, tidak lagi bergejala berat. Harapan kami tidak ada ledakan jumlah kasus positif Covid-19, dan kami imbau masyarakat tidak berlebihan kekhawatirnnya,” kata Plt. Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko.

Pria berkacamata ini mengatakan, covid-19 saat ini masuk fase transisi adaptasi pandemi. Karena itu dilakukan penguatan petugas pelacakan kontak atau tracer. Tim tracer yang terdiri dari TNI, Polri, relawan, dan kader, serta tenaga kesehatan itu terintegrasi dalam aplikasi Silacak.

Dengan aplikasi tersebut, maka informasi mengenai seputar covid-19 bisa diakses. Mulai tingkat puskesmas, kabupaten, dan provinsi, hingga pemerintah pusat. Sehingga pemerintah pusat mengetahui dengan cepat perkembangan situasi covid-19 di daerah.

“Dukungan semua pemangku kebijakan dalam rangka pengawasan juga tetap kami butuhkan. Kami tetap waspada, karena kasus Covid-19 ini sejatinya masih dalam rangka pengawasan dan ada pengendoran. Karena di sisi lain perekonomian juga harus jalan. Harapannya, apabila da warga yang bergejala, cepat segera periksa,” imbaunya.

Informasi yang dihimpun tadatodys.com, capaian vaksinasi hingga Senin (27/6/2022) untuk umum mencapai 88,65 persen untuk dosis 1. Kemudian, 71,38 persen untuk dosis 2 dan 10,3 persen atau 91.700 orang untuk booster. Sedangkan target dosis booster setidaknya 70 persen atau 550 ribu orang sebagai upaya meningkatkan imun masyarakat. Sedangkan kategori lansia untuk dosis 1 mencapai 7 persen dan dosis 2 mencapai 61 persen.

“Dosis dua melambat, karena pemahaman masyarakat sudah divaksin satu. Di satu sisi herd immunity terbentuk, seandainya dia terkena covid-19, dengan kecenderungan varian omicron dengan gejala ringan, dia menganggap flu biasa, sakit batuk pilek ringan. Semoga varian ini tidak terus mutasi,” harapnya.

Capaian vaksinasi anak dosis 1 berjumlah 64,65 persen, dan dosis 2 berjumlah 47,09 persen. Selanjutnya vaksinasi anak akan dipercepat seiring tahun ajaran baru. Melambatnya dosis 2, karena pemahaman orang tua yang enggan divaksin memindahkan anaknya dari lembagi pendidikan formal maupun nonformal jika ada vaksinasi di lembaganya.

Adapun logistik vaksin di Kabupaten Probolinggo diperlambat disesuaikan kebutuhan permintaan vaksin. Karena stok di provinsi ada. Selain itu untuk menghindari kadaluarsa. “Karena jarak kadaluarsa dua minggu hingga satu bulan. Stok disesuaikan dengan kecepatan laju vaksinasi,” terangnya.

Ketersedian vaksin Sinovac berjumlah 10.636 dosis, vaksin AstraZeneca sebanyak 500 dosis, vaksin Covovac sebanyak 1.200 dosis. Upaya Dinkes setempat meningkatkan vaksin booster yaitu menggencarkan promosi kesehatan, menggerakkan lintas sektor, pos pelayanan baksin tiap desa dibuka untuk mendekatkan pelayananan.

“Kami berharap kampanye vaksin itu berjalan dari simpul masyarakat. Seperti ustaz dapat menyampaikan terkait vaksin walaupun sedikit. Selama perilaku kesadaran masyarakat tidak berubah, itu sulit. Karena perubahan itu karena kesadaran sendiri bisa juga karena adanya informasi. Media juga kami harapkan dukungannya mengkampanyekan vaksinasi,” harapnya. (*hla/sp)


Share to