BPBD Catat 161 Bencana Alam Terjadi di Pasuruan sepanjang 2025, Banjir dan Tanah Longsor Mendominasi

Amal Taufik
Tuesday, 16 Dec 2025 06:33 WIB

CEK: Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo saat mengecek peralatan penanganan bencana.
PASURUAN, TADATODAYS.COM - Kabupaten Pasuruan sepanjang tahun 2025 dihadapkan pada ratusan bencana alam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, sejak Januari hingga November, telah terjadi 161 kejadian bencana yang tersebar di berbagai kecamatan.
Pemkab Pasuruan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari-Februari 2026.
Bentuk kesiapsiagaan ditandai dengan Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Peralatan di komplek Perkantoran Kabupaten Pasuruan, Senin (15/12/2025), dan dipimpin oleh Bupati Pasuruan M. Rusdi Sutejo.
Rusdi menegaskan bahwa tingginya jumlah kejadian bencana menjadi peringatan agar seluruh pihak tidak lengah. “Data kejadian bencana ini menunjukkan wilayah kita rentan. Karena itu, kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan, baik dari sisi pencegahan maupun penanganan saat bencana terjadi,” ujarnya.
Pemkab berharap, kesiapsiagaan yang diperkuat sejak dini mampu meminimalkan dampak bencana dan melindungi masyarakat Kabupaten Pasuruan di tengah ancaman cuaca ekstrem yang masih berlanjut.
Data BPBD, ratusan kejadian tersebut antara lakn, mulai banjir hingga kekeringan. Banjir menjadi bencana paling dominan. Sedikitnya 112 kejadian banjir tercatat menggenangi permukiman warga, jalan desa, hingga lahan pertanian, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi.

Selain banjir, tanah longsor juga menjadi ancaman serius. BPBD mencatat 101 titik longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng, khususnya di kawasan selatan Kabupaten Pasuruan yang memiliki kontur tanah labil.
Bencana lain yang tak kalah sering terjadi adalah pohon tumbang, dengan total 54 kejadian. Peristiwa ini umumnya dipicu angin kencang dan hujan deras, dan kerap mengganggu akses jalan serta jaringan listrik.
Tak hanya itu, krisis air bersih juga melanda sejumlah wilayah. Tercatat 12 desa mengalami kekurangan air bersih selama musim kemarau, sementara 8 titik kebakaran hutan dan lahan juga terjadi sepanjang tahun ini.
Jika diakumulasikan, Kabupaten Pasuruan menghadapi sedikitnya 10 jenis ancaman bencana, mulai dari banjir, longsor, erupsi gunung api, kebakaran hutan dan lahan, gempa bumi, cuaca ekstrem, kekeringan, gelombang tinggi dan abrasi, hingga kegagalan teknologi.
Kerentanan tersebut diperkirakan masih akan berlanjut. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2026, dengan curah hujan berkisar 200–500 milimeter per bulan, kategori menengah hingga tinggi.
Menghadapi kondisi itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan bersama perangkat daerah terkait mulai memperkuat langkah mitigasi. "Upaya yang dilakukan antara lain pemangkasan pohon rawan tumbang hingga normalisasi sungai dan saluran irigasi untuk mengurangi risiko banjir," kata Sugeng. (pik/why)





Share to
 (lp).jpg)



