DLH Kota Probolinggo Sosialisasi Pengelolah Limbah Cair bagi Kegiatan UKM
Alvi Warda
Wednesday, 23 Oct 2024 15:34 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo menggelar sosialisasi Pengelolaah Limbah Cair, Rabu (23/10/2024) pagi. Kali ini, pelaku usaha kecil menengah (UKM) diajak mencegah pencemaran limbah cair.
Sosialisasi digelar sekitar pukul 09.30 WIB di Aula Kafe Ombass Kota Probolinggo. Dihadirkan narasumber dari Laboratorium Remediasi Lingkungan Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November Ipung Fitri Purwanti. Sedangkan pesertanya ialah puluhan pelaku UKM di Kota Probolinggo.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta doa. Kemudian, Kepala Bidang membuka acara dengan menyampaikan laporan. Selanjutnya Kepala DLH Kota Probolinggo Retno Wandansari memberikan sambutan.
Retno mengatakan, di Kota Probolinggo terdapat 42 ribu UKM. Peningkatan kegiatan UKM ini memberikan catatan penting bagi pemkot, yaitu agar limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan.
"Harapannya, nanti dalam penyampaian materi bisa didapatkan pemahaman dan solusi untuk kita semua. Utamanya dalam pengelolaan limbah cair, agar tidak mencemari lingkungan," katanya.
Materi disampaikan langsung oleh Ipung Fitri Purwanti. Ia menyampaikan limbah tidak hanya berasal dari industri. Namun, sumber pencemaran air juya bersumber dari domestik dan pertanian. "Seperti aktifitas rumah tangga, aktifitas perpupukan dsn fasilitas umum," ucapnya.
Pembuangan air limbah ada aturannya. Meliputi pemenuhan baku mutu air limbah dan mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Jawa Timur menduduki peringkat ketiga dari 10 provinsi dengan desa atau kelurahan mengalami pencemaran air terbanyak di tahun 2021. Tercatat sebanyak 1152 desa atau kelurahan.
MATERI: Ipung saat menyampaikan materi pengolahan limbah air.
Menurut Ipung, ada empat tahapan dalam pengelolaan air limbah. Ada pre treatment, ditujukan untuk menghilangkan substansi air limbah yang dapat merusak atau mengganggu operasional unit pengolahan. Kemudian primary treatment, untuk menghilangkan suspendes solid, organisme pathogen dan bahan organic secara fisik.
Ada secondary treatment, untuk menghilangkan suspended solid, bahan biodegradable dengan bantuan mikroorganisme. Lalu ada tertiary treatment, diperlukan bila adanya peningkatan bahan organic, bahan beracun maupun nutrient.
"Nah, ada juga sistem pengolahan air limbah yang dibagi menjadi tiga macam. Ada pengolahan secara fisik, pengolahan secara biologis, dan pengolahan kimia. Pengolahan biologis juga terbagi menjadi dua, secara aerobik dan anaerobik," ujaranya.
Ipung mengenalkan kolam anaerobik. Memanfaatkan peran mikroorganisme anaerob untuk mendegradasi materi organik karbon dalam air limbah domestik. Kolam anaerobik dapat dirancang tunggal atau seri bersama dengan kolam lainnya, diantaranya fakultatif atau maturasi. Nah, pengurasan lumpur dilakukan dengan menggunakan pompa atau penggalian dengan alat berat.
Untuk sistem pengolahan biologi aerobik, Ipung mengenalkan Rotating Biological Contactor (RBC). Ada bagian cakram yang terendam dalam tangki air limbah domestik sekitar 40 persen diameter cakram. Keunggulan RBC, membutuhkan daya rendah, proses yang stabil, mampu menerima beban organik tinggi, lumpur yang ditimbulkan relatif kecil.
Pemaparan materi oleh Ipung sekaligus menjadi penutup acara sosialisasi. (*/alv/why)
Share to