Gedung Kesenian Kota Probolinggo Dibongkar, Suara-Suara Penolakan Dinegasikan Pemkot

Alvi Warda
Wednesday, 22 Oct 2025 12:56 WIB

BONGKAR: Panggung Gedung Kesenian Kota Probolinggo mulai dibongkar, Rabu (22/10/2025).
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemkot Probolinggo menunjukkan kekuasaannya untuk mengalihfungsi Gedung Kesenian di Jalan Suroyo kembali menjadi tennis indoor. Suara penolakan dari kelompok seni maupun beberapa anggota dewan, dinegasikan. Rabu (22/10/2025) pagi, beberapa pekerja mulai membongkar panggung atau pentas di Gedung Kesenian.
Dalam pantauan tadatodays.com, Rabu pagi itu ada empat orang bekerja di dalam gedung kesenian. Mereka membongkar panggung dari sisi timur. Seperti rencana Pemkot Probolinggo, panggung tersebut dibongkar agar bisa dikembalikan menjadi lapangan tenis.
Sebelumnya, Pemkot Probolinggo berencana menganggarkan Rp. 200 juta melalui DAK pos Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo untuk rehabilitasi ke lapangan tenis indoor tahun 2025. Selanjutnya, rehabilitasi akan berlanjut di tahun 2026.
Alih fungsi gedung ini sejatinya ditolak oleh Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro). Sebab, Gedung Kesenian memiliki fungsi vital untuk proses berkesenian para seniman Kota Probolinggo, sekaligus kawasan kebudayaan terintegrasi (integrated cultural site) yang menyandingkan Museum Probolinggo dengan Gedung Kesenian.
Diketahui, dalam lintasan sejarahnya, konsep kawasan kebudayaan ini dijalankan mulai 2011. Ditandai dengan alih fungsi gedung Panti Budaya menjadi Museum Probolinggo. Selanjutnya, setelah berdiri museum sebagai rumah artefak sejarah dan budaya Kota Probolinggo, gedung tennis indoor di samping Museum Probolinggo dialihfungsi menjadi Gedung Kesenian sejak 2013. Tujuannya, di gedung kesenian itulah sejarah dan budaya Kota Probolinggo dihidupkan melalui berbagai ekspresi kesenian.
Namun, konsep besar tersebut dinegasikan oleh Pemerintah Kota Probolinggo saat ini. Ketua DKKPro Peni Priyono menyatakan, Pemkot Probolinggo ternyata lebih memilih lapangan tenis indoor, bukannya kawasan kebudayaan. "Ya sudah, mereka pakai kuasa, dengan konsep yang menurutnya paling benar. Menghapus budaya lokal," katanya saat dikonfirmasi pada Rabu siang.

Menurutnya, DKKPro selama ini memperjuangkan Gedung Kesenian tetap di utara Museum Probolinggo tersebut, karena ingin mempertahankan kawasan heritage. Selain itu, ada sejumlah sanggar yang rutin berlatih di Gedung Kesenian.
Setelah Gedung Kesenian dibongkar, Peni Priyono menyatakan bahwa sanggarnya akan kembali “ngemper”. "Kami akan tetap berlatih di emperan Museum Probolinggo," ujarnya.
Sementara, penolakan juga disuarakan oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib. Politisi PKB ini mengatakan suaranya tidak didengar oleh Pemkot Probolinggo. "Bongkar saja, saya sudah menyuarakan tapi tidak didengar," ucapnya.
Ia juga menanyakan alasan pembongkaran, sebab aset ini masih tercatat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo. Menurutnya, pemkot harus menjelaskan hal ini kepada masyarakat.
"Suara rakyat sudah saya wakili, tapi ekskusinya tetap di tangan kepala daerah dan dinas terkait. Tapi yang perlu dijelaskan, kenapa dilanjut? Karena asetnya (Gedung Kesenian, red) masih tercatat di Disdikbud, sedangkan anggarannya di Dispopar. Ada proses kegiatan yang masih perlu penjelasan kepada masyarakat," ujarnya.
Sedangkan Kepala Dispopar Kota Probolinggo Muhammad Abbas saat dikonfirmasi mengatakan masih akan memeriksa terkait pembongkaran panggung Gedung Kesenian tersebut. "Saya cek dulu ya," tuturnya. (alv/why)


Share to
 (lp).jpg)



