Geliat Ekonomi Kraksaan di Tengah Pandemi Covid-19 dengan MakBlonjo

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 19 Jan 2021 13:21 WIB

Geliat Ekonomi Kraksaan di Tengah Pandemi Covid-19 dengan MakBlonjo

SENTRA EKONOMI: Pasar Semampir menjadi pasar tradisional jujugan warga Kraksaan dan sekitarnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Perekonomian Kota Kraksaan terdampak selama pandemi Covid-19. Meski begitu, Pemkab Probolinggo terus melakukan terobosan agar persoalan ekonomi bisa teratasi. Terlebih Kota Kraksaan sebagai ibukota kabupaten.

Diketahui, perekonomian Kota Kraksaan sejak menjadi Ibu Kota Kabupaten Probolinggo berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 2 Tahun 2010, mengalami perkembangan yang signifikan. Pasalnya prioritas pembangunan sudah mulai bergerak di Kota Kraksaan.

“Tentunya ini akan berpengaruh terhadap perkembangan Kota Kraksaan,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, Taufik Alami.

PESAN ANTAR: Petugas Disperindag mengantar pesanan konsumen yang membeli dagangan pedagang melalui aplikasi MakBlonjo.

Menurut mantan Camat Gading itu, dalam usia Kota Kraksaan yang ke-11 ini, Disperindag Kabupaten Probolinggo melihat di sektor perdagangan Kota Kraksaan semakin baik. Hal itu terlihat dari semakin banyak bermunculan wirausaha baru. Bahkan perekonomian di Kota Kraksaan ikut menggeliat.

“Sebagai sebuah ibukota baru, menjadi mercusuar pembangunan di Kabupaten Probolinggo. Kemudian bermunculan produk-produk unggulan baru di Kota Kraksaan. Mulai dari IKM di antaranya di bidang olahan makanan minuman. Kemudian produk perikanan, pedagang-pedagang, termasuk pusat oleh-oleh,” jelasnya.

Selain itu, sejumlah swalayan modern juga turut menggerakkan perekonomian. Hal ini menurut pria yang akrab disapa Taufik ini sejalan dengan misi ditetapkannya Kraksaan sebagai ibukota.

Terkait pandemi yang berdampak pada perekonomian Kraksaan, Taufik berharap segera usai. Upaya Disperindag mengatasi problem tersebut di antarana melakukan pelatihan dan pemembinaan pada IKM agar beradaptasi dengan kondisi saat ini.

“Kami juga menggerakkan pelaku usaha untuk melakukan usaha-usaha yang menyesuaikan dengan situasi seperti ini. Tetap boleh beraktivitas asal tetap menjalankan protokol kesehatan ketat,” jelasnya.

Misalnya, warung menyediakan tempat cuci tangan yang bersih, handsanitizer, peralatan sendok garpu dibungkus atau direndam dalam air panas, dan seluruh pegawai wajib memakai masker. Termasuk pengunjung.

PRODUK LOKAL: Sejumlah dagangan pedagang yang dikemas dengan baik agar konsumen tidak ragu membeli kebutuhan saat pandemi covid-19.

“Dilarang masuk bila tanpa bermasker, tetap seperti itu. Ekonomi harus jalan, produk yang adaptif artinya mensiasati, harus ada inovasi. Inovasi seperti mengantarkan pesanan ke pelanggan, dikemas dengan yang bagus, solusinya seperti itu,” ujarnya.

Upaya lainnya yaitu menggerakkan program belanja MakBlonjo di Pasar Semampir Kraksaan. Hal tersebut untuk menjembatani agar proses jual-beli di pasar tetap berlangsung.

“Kita sadari masyarakat takut ke pasar, kemudian pedagang akhirnya sepi. Kita memfasilitasi bagaimana pembeli atau konsumen itu membeli dagangannya melalui online. Kita yang menyediakan, kita antar. Sehingga pedagang barangnya laku, masyarakat tidak perlu ke pasar, kebutuhan tercukupi,” katanya. (hla/sp)


Share to