Gubernur Khofifah Tinjau Pesantren Darussalam, Bagikan Bantuan untuk Santri dan Warga

Untung Apriliyanto
Untung Apriliyanto

Wednesday, 02 Sep 2020 23:14 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Pesantren Darussalam, Bagikan Bantuan untuk Santri dan Warga

KUNJUNGAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau klaster Pesantren Darussalam sekaligus membawa bantuan uang tunai dan bahan pangan.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Sejak munculnya klaster pesantren, jumlah kasus positif covid-19 di Kabupaten Banyuwangi terus meningkat. Dari pertama kali ditemukan klaster pesantren pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan jumlah kasus positif sebanyak 96 orang, kini jumlahnya meningkat menjadi 814 orang per 1 September 2020.

Kondisi tersebut mendapat perhatian dari Pemprov Jatim. Seperti saat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau klaster Pesantren Darussalam, Rabu (2/9/2020). Pasalnya, bulan lalu Banyuwangi menjadi daerah yang mendapat rekomendasi kunjungan kerja dari daerah lain.

Hal itu dikarenakan Banyuwangi mampu menekan angka penyebaran virus. Namun kini, Banyuwangi justru angka positifnya melebihi daerah lain. Terutama di wilayah tapalkuda seperti Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Probolinggo, dan Pasuruan.

Dalam kunjungannya, Khofifah dijajaran pejabat pemprov. Ada juga Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf. Yuli Eko Purwanto yang memang dari awal terus memantau kondisi di pesantren. Pada kunjungan ke pesantren, Khofifah membawa bantuan berupa beras sebanyak 5 ton, mie instan 500 dus, minyak goreng 200 liter, vitamin C 5000 butir, serta uang tunai sebesar Rp 105 juta.

Bantuan tersebut tidak hanya untuk pesantren saja, melainkan juga untuk warga sekitar pesantren yang terkena dampak dari kondisi ini. Dalam kesempata itu, Khofifah menyampaikan bahwa kondisi ini merupakan tanggung jawab kita bersama.

“Ini merupakan kondisi yang tidak kita harapkan. Namun demikian, kondisi ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk segera memulihkannya,” ucap Khofifah.

Sementara itu, Nihayatul Wafiroh, anggota DPR RI dari Fraksi PKB yang juga juru bicara pesantren Darussalam mengatakan, kondisi psikologis santri sudah sangat membaik. “Bahkan dalam situasi karantina, mereka masih menyempatkan melakukan lomba sepak bola antar asrama, lomba menyanyi, dan tak lupa mereka juga memanjatkan salawat secara rutin,” katanya.

Terkait isu santri melangami kelaparan selama karantina, ia membantahnya. “Bukan kelaparan. Tapi di hari pertama kami kewalahan menyiapkan makan santri sebanyak 6 ribu orang dalam waktu 3 kali sehari. Namun hari kedua dan seterusnya sudah teratasi,” ungkap perempuan kelahiran Blokagung tersebut. (ua/sp)


Share to