Ironi Wisata Internasional Gunung Bromo Probolinggo, Masyarakatnya Masih Kesusahan Air
Alvi Warda
Sunday, 02 Feb 2025 09:12 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Hidup di kawasan wisata terkenal level internasional seperti Gunung Bromo, ternyata masih menyisakan ironi. Masyarakat suku Tengger di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo masih kesusahan mendapatkan air bersih di musim kemarau.
Hal ini diungkap tokoh masyarakat Tengger di Desa Ngadas Sukarto. Ia menyorot kawasan wisata Gunung Bromo yang skalanya internasional, namun masyarakat di desanya masih kesusahan air. "Wisatanya internasional, tetapi masyarakatnya kesusahan air," katanya saat ditemui pada Sabtu (1/2/2025) sore.
Sukarto merinci, desa yang paling susah mendapatkan air ialah Desa Ngadisari, Desa Wonotoro, Desa Jetak, Desa Ngadas, Desa Ngadirejo dan Desa Wonorejo. Sumber air mereka berada di Gunung Bromo yang jaraknya puluhan kilometer. "Jadi enam desa yang kalau diurut ini satu jalur," katanya.
Kepala Desa Ngadas Kastaman membenarkan masyarakatnya ada yang kesusahan air. Terlebih di musim kemarau. "Kalau sudah masuk waktu kekeringan, ya kami terpaksa memikul jirigen untuk ngambil air langsung ke sumbernya di Gunung Bromo," katanya.
Di musim kemarau, masyarakat sangat berhemat air. "Puncaknya pokoknya di musim kemarau, itu kita sangat berhemat air. Ibaratnya, selain mencari rezeki, kita juga mencari-cari air," keluhnya.
Jika musim hujan, warga memanfaatkan airnya untuk ditampung wadah. Air hujan bisa jadi alternatif untuk mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya. "Kalau musim hujan kita juga tidak bingung untuk pertanian kita," ucapnya.
Mayoritas masyarakat disana berprofesi sebagai petani sayur kubis, kentang, wortel dan lain sebagainya. Air sangat diperlukan untuk pertanian. "Sudahlah pupuknya bukan subsidi, air juga kesusahan," kata Kastaman.
Mereka mendapat solusi dari Forum Mujadalah Kiyai Kampung (Mkk) se-Indonesia. Masyarakat Tengger Sukapura bisa mendapat air dari sumber air di Gunung Semeru. "Jaraknya 18 kilometer. Kami belum cek, namun sudah mengajukan proposal ke kementerian pusat," tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya sumber air di Semeru ini bisa menambah kebutuhan air masyarakat Tengger Sukapura. Sehingga mimpi buruk memikul air pakai jirigen tidak terjadi lagi. "Semoga bisa terealisasi dengan cepat, karena kata masyarakat sana (Semeru) debit airnya besar," ucap Kastaman. (alv/why)
Share to