PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kebakaran hutan-lahan (karhutla) di kawasan wisata Gunung Bromo sudah tertangani. Namun, masih ada dampak tersisa, yaitu  krisis air yang terjadi menyusul kebocoran pipa. Krisis air bersih menimpa sekitar 400 rumah warga adi Desa Jetak dan Wonotoro.

Rinciannya, 210 rumah di Desa Jetak mengalami krisis air bersih dan 223 rumah di Desa Wonotoro. Krisis air bersih ini terjadi sejak karhutla semakin parah setelah foto prewedding menggunakan flare (api suar) berujung kebakaran.

KADES: Dari kanan: Kades Jetak Ngantoro dan Kedas Wonotoro Sarwo Slamet.

Kebakaran itu membuat saluran pipa air ke desa bocor. Air bersih dari sumber mata air di Gunung Wantangan dan bukit savana, tidak dapat mengalir ke beberapa desa di Kecamatan Sukapura, seperti Wonotoro dan Jetak.

Jumlah rumah yang krisis air bersih itu dibeberkan oleh Kepala Desa Wonotoro Sarwo Slamet dan Kepala Desa Jetak Ngantoro.

Saat ditemui di balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Jumat (15/9/2023), keduanya menjelaskan bahwa krisis air bersih masih terjadi di desanya. Upaya penanganan sementara hanya berasal dari pemerintah desa

Menurut Kades Wonotoro Sarwo Slamet, upaya sementara yang bisa dilakukan adalah memberikan bantuan terhadap rumah yang kekurangan air. "Pakai mobil, disalurkan ke rumah-rumah. Kayak gitu wes," katanya.

Sarwo tak ingin masyarakatanya harus terpaksa membeli. "Karena air ini unsur penting dalam kehidupan kita ya. Yang paling terdampak ya air ini sebetulnya akibat kebakaran Bromo," katanya.

Upaya serupa juga dituturkan oleh Kades Jetak Ngantoro. Namun, tetap saja para kepala desa itu mengharapkan bantuan pemerintah untuk upaya perbaikan pipa yang bocor. "Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada kami yang terdampak," ujarnya. (alv/why)