Komisi II DPRD Probolinggo Sidak Gudang Tembakau, Dua Gudang Belum Buka

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 12 Aug 2025 08:25 WIB

Komisi II DPRD Probolinggo Sidak Gudang Tembakau, Dua Gudang Belum Buka

SIDAK: Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo melakukan sidak di gudang CV Sayap Mas Nusantara, Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Senin (11/8/2025).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - DPRD Kabupaten Probolinggo menindaklanjuti masukan dari para petani tembakau di wilayahnya, bahwa sejumlah gudang tembakau belum menyerap atau membeli tembakau lokal. Senin (11/8/2025) Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga gudang tembakau.

Sidak Komisi II ini dilakukan bersama jajaran Dinas Pertanian, HKTI dan APTI Kabupaten Probolinggo. Ada tiga gudang yang disidak, yaitu gudang milik H. Rahman, Gudang Garam, dan Gudang CV Sayap Mas Nusantara.

Gudang milik H. Rahman yang terletak di Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan belum menerima pembelian tembakau. Bahkan DPRD saat sidak hanya ditemui sejumlah karyawan. Sedangkan pemiliknya tidak ada di gudang dengan alasan ke luar kota.

Berikutnya di Gudang Garam yang terletak di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, DPRD bersama stakeholder terkait ditemui pengurus gudang daerah. Didapat penjelasan bahwa hingga saat ini belum ada surat perintah dari gudang pusat Gudang Garam untuk melayani pembelian sejak tahun 2024.

Titik sidak berikutnya ialah gudang CV Sayap Mas Nusantara di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton. CV Sayap Mas sudah membuka dan melayani pembelian hasil tembakau.

Ketua Komisi II Reno Handoyo mengatakan, DPRD menjadi jembatan untuk masyarakat Kabupaten Probolinggo. Menurutnya, dari tiga gudang yang baru saja disidak, dua gudang masih tutup. "Kalau yang awal, kita sudah komunikasi barusan, bahwasannya untuk yang awal orangnya lagi di luar kota. Jadi mohon waktu sidak berikutnya," ungkapnya.

Sedangkan untuk Gudang Garam, disebutkan bahwa anggaran perusahaan mengalami penurunan. Hal itu sudah disampaikan pengurus gudang daerah Gudang Garam Paiton. Telah disampaikan juga bahwa untuk tahun 2024 Gudang Garam tidak mengambil hasil tembakau.

"Yang mengambil, itu hanya mitranya dan dijual ke mana, itu tidak tahu ya. Makanya harapan kami, Komisi II dan pemerintah daerah, kepada gudang tembakau agar memberi kejelasan tahun ini ngambil apa tidak. Sehingga masyarakat tidak menunggu. Kasihan masyarakat petani," ujarnya.

Sedangkan untuk estimasi tanam tahun ini sebanyak 11.000 ton. Beberapa gudang yang sudah setor data kepada Dinas Pertanian ini, bisa mengambil 6.000 ton. Masih ada sisa 5.000 ton.

“Tetapi ini sudah ada hal yang positif ya, di CV Sayap Mas Nusantara ini ya yang baru melaporkan mengambil tembakau. Termasuk masyarakat petani ini bisa langsung menjual sendiri ke gudang. Ini hal yang sangat positif. Asalkan, kami mohon dengan sangat kualitasnya dijaga ya kasihan para pengusaha-pengusaha tembakau tentunya. Jadi kualitas tembakaunya ya tolong dijaga juga harapan," jelas Reno.

Sementara, Kuasa Pembelian Pabrik CV Sayap Mas, M. Suli Faris menyatakan, tidak ada anggarap antara pabrik dengan petani itu ibarat buruh dan majikan, atau dengan kata lain atasan dan bawahan. Ia justru berharap agar pabrik dengan petani itu ada dalam satu garis lurus jadi kemitraan.

"Kita kerjasama untuk sama-sama saling menguntungkan. Oleh karena itu maka harapan saya, bagaimana petani itu bisa menjaga terhadap kualitas itu dengan pola yang benar. Misalnya pada saat panen, tidak dicampur dengan bahan-bahan yang tidak penting, misalnya gula dan segala macam. Kalau harga, jika memang kualitasnya bagus, kita akan berusaha untuk menetapkan harga yang sesuai dengan harapan masyarakat," katanya. 

Terpisah, pengurus gudang daerah Gudang Garam Paiton, Maria Magdalena Olivia menyampaikan bahwa Gudang Garam untuk tahun ini masih belum ada kepastian dari pusat. Jadi ia pun masih menunggu surat keputusan dari pusat apakah Gudang Garam tahun ini membeli atau tidak membeli.

"Kami mulai tahun 2024 tidak membeli. Tetapi kalau tahun ini masih belum bisa dipastikan karena kami pun masih menunggu info dari pusat. Biasanya kalau kami beli bisa sekitar 2.000 sampai 3.000 ton di Probolinggo," jelasnya.

Lanjut Olivia, Gudang Garam selalu membeli tembakau dari Probolinggo. Pasalnya memang tembakau Probolinggo ini seperti nasi. Jadi tembakau yang benar-benar yang utama. Belum dilakukan pembelian, itu karena memang PT Gudang Garam saat ini memang tidak baik-baik saja.

"Kami banyak melakukan efisiensi karena produktivitas kami pun menurun. Karena penjualan kami juga menurun, sehingga produksi pun juga pasti akan mempengaruhi penjualan. karena penjualannya kami juga semakin turun," ujarnya.

Isu pembelian hanya dilakukan pada tembakau Bojonegoro juga disangkal. Gudang Garam tidak pernah membeli. Jadi Gudang Garam mengutamakan selalu yang dari Probolinggo. Pengambilan tenbakau dari luar, itu terkecuali kalau tembakau Probolinggo sudah habis.

"Kalau ada isu bahwa tahun 2024 Gudang Garam Paiton ini mengambil tembakau dari Bojonegoro, itu tidak benar. Karena kami tidak ada melakukan pembelian sama sekali," tegas Olivia.

Sedangkan Plh Kabid Sarana, Penyuluhan, Pengendalian Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Evi Rosselawati mengatakan, harga di CV Sayap Mas berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 66 ribu.

"Beberapa gudang bisa mengambil 6.000 ton untuk tembakau jenis VO Paiton. Sisa 5.000 ton, masih banyak gudang belum melapor, kita optimis 11 ribu ton bisa diserap, petani harus legowo dengan harga kurang baik. Kami ada analisa usaha tani, dari sewa lahan, pupuk, itu (harga jual, red) Rp 50 ribu enak. Puncak musim panen tembakau pada September sampai awal Oktober," papar Olivia. (hla/why)


Share to