Pasangan Prewedding yang Pakai Flare di Bromo Datang Minta Maaf

Alvi Warda
Alvi Warda

Friday, 15 Sep 2023 14:39 WIB

Pasangan Prewedding yang Pakai Flare di Bromo Datang Minta Maaf

MINTA MAAF: Ketua Dukun Pandita di Tengger saat menerima permintaan maaf pasangan prewedding.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pasangan calon pengantin yang melakukan prewedding menggunakan flare (api suar) hingga berujung kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo, meminta maaf, Jumat (15/9/2023). Kepala desa dan dukun adat Tengger pun menyatakan sudah memaafkan.

Pasangan calon pengantin itu adalah Hendra Purnama dan Pratiwi Mandala Putri. Mereka berasal dari Surabaya dan Palembang. Pasangan tersebut datang bersama fotografer dan kuasa hukumnya.

Mereka menyatakan permintaan maaf di ruang pertemuan Balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Pertemuan dihadiri Kades Ngadisari, Kades Jetak, Kades Wonotoro, Ketua dan Wakil Dukun Pandita serta Kanit Reskrim Polsek Sukapura Aipda Dadang Hariyanto.

PENJELASAN: Kuasa hukum pasangan prewedding saat menjelaskan maksudnya.

Aipda Dadang membuka pertemuan itu, dengan menjelaskan maksud kedatangan kedua pasangan dan kuasa hukumnya. Ia meminta Mustaji, kuasa hukum pasangan calon pengantin itu untuk menyampaikan permintaan maafnya.

Mustaji sembari berdiri menyampaikan permintaan maaf. Ia menjelaskan, kebakaran yang terjadi bukan dengan unsur kesengajaan semua pihak yang hadir saat prewedding itu. "Namun tetap, kami memohon maaf kepada kades serta romo dukun," katanya.

Tak hanya kuasa hukum Mustaji, calon pengantin laki-laki yaitu Hendra Purnama juga meminta maaf. "Kami meminta maaf kepada presiden, jajaran menteri dan kabinet, Pemerintah Provinsi Jatim, Pemerintah Daerah khususnya, Probolinggo dan Pasuruan serta seluruh masyarakat Indonesia," ucap pria asal Surabaya itu.

Permintaan maaf diterima oleh Kepala Desa Ngadisari Sunaryono. Bahkan menurutnya, penerimaan maaf sudah ia berikan sebelumnya. "Sudah kami maafkan, yang penting kedepannya hal-hal serupa tidak pernah terjadi lagi," jelasnya.

Sunaryono juga menjelaskan, ia akan menyampaikan permintaan maaf seluruh pihak yang terlibat kepada masyarakatnya. Menurutnya, permintaan maaf itu akan diterima. "Karena sudah menjadi tradisi kami, sebagai masyarakat yang menjunjung kedamaian. Sehingga permintaan maaf sudah seharusnya kamu terima," ujarnya.

Kades Jetak Ngantoro, Kades Wontoro Sarwo Slamet, dan para pengelola wisata juga menyatakan menerima permintaan maaf itu.

Permintaan maaf juga ditujukan pada sesepuh atau dukun kawasan Bromo. Ketua Pandita Sutomo dan wakilnya juga mengatakan sudah memaafkan. "Tidak apa-apa ya, yang penting tidak terulang. Namanya juga menuju pernikahan. Makanya ada pepatah, jangan bermain api kalau tidak ingin terkena ke kita," tuturnya.

Sutomo menjelaskan, meski pihaknya sudah memaafkan bukan berarti mahluk spiritual di kawasan yang terbakar dapat memaafkannya. "Itu di luar kendali kami. Tapi menjadi tugas kami sebagai melayani masyarakat," katanya.

Pertemuan dengan sowan permintaan maaf itu diakhiri dengan ucapan terimakasih dan berjabat tangan semua pihak.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan asal Surabaya dan Palembang itu menyalakan flare untuk foto prewedding di Bukit Teletubbies di kawasan Wisata Gunung Bromo. Namun, prewedding pada Rabu (6/9/2023) itu berujung kebakaran yang harus dipadamkan menggunakan water bombing helikopter selama beberapa hari. (alv/why)


Share to