Pecah Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Pasuruan

Amal Taufik
Sabtu, 12 Jul 2025 16:20 WIB

Jasad Mukhlason (50) tiba di rumah duka di Desa Kersikan, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan.
PASURUAN, TADATODAYS.COM - Jenazah Mukhlason (50), korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, tiba di Kabupaten Pasuruan. Tangis keluarganya pecah begitu jenazah Mukhlason tiba di rumah duka pada Sabtu (12/7/2025) siang.
Mukhlason merupakan salah satu dari dua warga Pasuruan yang menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, pada Rabu (2/7/2025) malam lalu. Satu korban lainnya ialah Sakur (37), warga Kelurahan Krapyak, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Sebenarnya Mukhlason adalah warga Desa Brambang, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Namun, atas permintaan ibunya, Mukhlason dimakamkan di Dusun Ngemplak, Desa Kersikan, Kecamatan Gondangwetan.
Dalam pantauan tadatodays.com, sejak pukul 12.30 WIB, rumah duka yang berada di Dusun Ngemplak sudah dipenuhi pelayat. Keluarga, kerabat, hingga tetangga menunggu kedatangan jenazah Mukhlason.
Pada pukul 13.40 WIB, mobil ambulans tiba di rumah duka. Peti yang berisi jenazah Mukhlason langsung dikeluarkan dari ambulans.

Saat jenazah dibawa masuk ke dalam rumah duka, tangis keluarga pecah. Fauziah (22), salah satu anak Mukhlason, tampak terisak-isak melihat peti berisi jenazah ayahnya.
Setelah jenazah masuk ke dalam rumah duka, keluarga dan para pelayat langsung membaca tahlil dan yasin. Kepala Desa Brambang Toyib mengatakan, atas permintaan keluarga, Mukhlason dimakamkan di Desa Kersikan. "Secara administrasi memang warga saya di Brambang. Permintaan dari ibunya, dimakamkan di Kersikan," kata Toyib.
Toyib mengatakan, Mukhlason sejak lama dikenal sebagai pekerja mebel. Anaknya tiga. Dua laki-laki dan satu perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga. Satu masih sekolah kelas 6 SD.
Saat kejadian, Mukhlason sedang dalam perjalanan ke Bali. Ia mengirim produk mebel bersama Sakur (37) yang juga jadi korban. Jasad Sakur sendiri sampai sekarang masih dalam pencarian.
Ali (42), adik Mukhlason bercerita, sebelum berangkat ke Bali, Mukhlason beraktivitas seperti biasanya. Ia bekerja di produsen mebel yang berada di Kota Pasuruan.
"Tidak ada firasat apa-apa. Tapi memang sebelum berangkat, (Mukhlason) sempat berpesan ke ibu, titip dua anaknya. Semoga khusnul khotimah. Harapan kami, semua korban diberikan yang terbaik," ujar Ali. (pik/why)

Share to
 (lp).jpg)