Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Bahas Penanganan DBD

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 14 Nov 2023 17:27 WIB

Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Bahas Penanganan DBD

PODKES: Dokter Dewi Veronica saat podcast kesehatan Ngobras di studio podcast Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi perhatian besar Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Sebab, dalam tiga tahun terakhir, angka kasus DBD di Kabupaten Probolinggo terus meningkat, bahkan disertai kematian. Untuk mengatasi ini, Pemkab Probolinggo telah meluncurkan Gema Tjantik, yaitu gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr Dewi Veronica saat podcast kesehatan “Ngobras” di studio podcast Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Senin (13/11/2023) dengan topik DBD. 

Dokter berjilbab ini menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir ada tren peningkatan kasus DBD yang signifikan. Tahun 2021 ada 193 kasus, dengan 3 kematian. Tahun 2022 ada 294 kasus dengan 13 kematian. Sedangkan tahun 2023 hingga bulan Oktober akhir, ada 618 kasus, dengan 18 kematian.

Menurutnya, Kecamatan Gending tercatat yang terbanyak pada kasus kematian penyakit DBD. Sedangkan kasus DBD terbanyak di Kecamatan Paiton dengan satu kematian. “Memang agak mengiris hati, karena sebagian besar yang meninggal adalah anak-anak,” tutur dokter Vero, sapaan dr Dewi Veronica.

DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypti, aedes albopictus dan aedes scutellaris.

“Memang DBD ini sangat erat kaitannya dengan faktor perilaku dan kebersihan lingkungan. Kalau musim penghujan tentu saja akan semakin potensial. Menimbulkan tempat-tempat penampungan air yang menjadi perindukan nyamuk,” terang dokter Vero. 

DBD tidak hanya bisa menjangkiti saat musim hujan, tetapi juga saat kemarau. Musim kemarau yang panjang dengan suhu yang sangat meningkat drastis, justru semakin meningkatkan reproduksi nyamuk. “Jadi pada saat cuaca suhunya meningkat, nyamuk jadi lebih sering menggigit. Jadi dalam dua hari sekali dia harus menggigit untuk memenuhi kebutuhan reproduksinya,” ungkapnya.

Musim hujan menjadi masa tumbuh subur nyamuk yang menjadi vector DBD. Karena itu, ancaman DBD di musim hujan jadi meningkat.

Atas dasar itu, dokter Vero mengingatkan masyarakat bahwa tiga bulan sebelum masa penularan atau musim penghujan, harus ada antisipasi. Lakukan upaya preventif dengan pengendalian atau pemberantasan sarang nyamuk.

“Itu (PSN, red) yang paling efektif. Jadi pada saat musim hujan itu pasti akan semakin banyak tempat penampungan air. Kalau di musim kemarau sudah makin banyak, kemudian di musim penghujan sampai bulan April 2024, itu akan semakin meluas. Jadi upaya-upayanya harus lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya.

Dokter Vero mengatakan, penyebab tingginya kasus DBD, terlebih disertai kematian, di Kabupaten Probolinggo multifaktor. DBD berkenaan langsung dengan kebersihan lingkungan. Berikutnya faktor keterlambatan perujukan.

“Penyebab kematian yang banyak, karena keterlambatan perujukan. Jadi pada DBD ada warning sign atau tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh masyarakat. Supaya tidak menjadi dengue yang berat. Tanda-tanda bahaya itu yang mungkin kita perlu kuatkan lagi, kita sosialisasikan secara massif,” jelasnya.

PSN: Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo mengajak semua elemen untuk bersih-bersih setiap Jumat, terutama memberantas sarang nyamuk.   

Menurutnya, jika kasusnya ada ada tanda bahaya, itu hanya bisa diatasi oleh fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Tanda bahaya yang perlu diperhatikan adalah demam, nyeri perut, muntah yang proyektil atau terus menerus yang menandakan tekanan di dalam otak sudah meningkat.

Tanda lainnya terdapat manifestasi pendarahan, baik bintik merah di kulit, kemudian bisa jadi mimisan atau adanya buang air besar yang berwarna hitam. “Jadi ada pendarahan di saluran pencernaan. Kalau sudah ada tanda bahaya seperti itu, sudah tidak usah berpikir kemana-mana lagi. Harus dibawa ke fasilitas kesehatan,” tegas dokter Vero.

Menurutnya, DBD memiliki waktu yang singkat. Siklus demam pada DBD seperti tapal kuda. Di hari ketiga, hari keempat, dan hari kelima, itu panasnya akan turun. Orang-orang akan mengira bahwa anaknya akan sembuh.

"Padahal, itu adalah fase-fase kritis. salah satu tanda bahya yang harus diperhatikan oleh keluarga, pada saat ada orang dekatnya demam, kita harus raba ujung-ujung tangan dan kakinya. Kalau sudah mulai anyep atau dingin, itu berarti sudah perlu rehidrasi. karena DBD itu virus," ungkapnya.

Upaya paling efektif dalam pencegahan DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Upaya tersebut telah disosialisasikan secara masif kepada masyarakat oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

"Walaupun ada upaya lain yang sifatnya fogging (pengasapan, red). Tetapi pemahaman di masyarakat terbalik. Justru di masyarakat yang tren bisa mengendalikan nyamuk adalah fogging. Memang fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasanya, dia tidak bisa membunuh jentik," ujarnya.

PSN dapat dilakukan dengan 3 M plus, yaitu menguras, mengubur atau menutup, kemudian mendaur ulang. Pada saat menguras, seyogyanya bak mandi atau penampungan air dikuras seminggu sekali. "(Bak mandi, red) Tidak hanya dikuras, tetapi juga harus digosok dindingnya. Sebab, telur nyamuk masih bisa bertahan dalam kondisi kering sampai 6 bulan,” kata dokter Vero. 

 Karena itu, langkah PSN harus berkelanjutan, tidak hanya pada KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD saja. "Harus ada kemandirian dari masyarakat untuk melalukan itu. Masyarakat harus butuh PSN itu supaya tidak ada jentik nyamuk DBD di lingkungannya," tuturnya.

Untuk melawan DBD, Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto telah mengeluarkan instruksi Gema Tjantik atau Gerakan Bersama Tebas Jentik yang dikeluarkan pada 10 Oktober lalu. Gema Tjantik adalah nama lain PSN.

Semua instansi di Kabupaten Probolinggo telah menjalankan instruksi Gema Tjantik setiap Jumat.Setelah senam pagi dilakukan selama 10 menit untuk memeriksa tempat-tempat perindukan nyamuk dan membersihkannya. "Tidak hanya dalam wilayah dinkes maupun puskesmas saja, tetapi menyeluruh sampai instansi, lembaga pendidikan, kantor-kantor keagamaan, semua harus berperan. Justru yang lebih besar perannya adalah dari sisi lintas sektor," terangnya.

Dokter Vero menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo bahwa musim hujan yang mulai turun di beberapa daerah, agar menjadi momen perubahan. Dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. "Karena masing-masing kita memiliki peran yang sangat besar dalam penanggulangan DBD. Masing-masing kita harus memiliki pengetahuan, sifat dan sikap serta perilaku positif dalam pengendalian DBD," ajaknya.

Setiap warga diharapkan dapat memberikan informasi yang benar dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat. Dimulai dari lingkungan rumah, tempat kerja, maupun lingkungan sekitar. "Pelaksanaan Gema Cantik-nya itu dilakukan setiap satu minggu sekali untuk mencegah jentik-jentik nyamuk DBD berkembang semakin banyak," tutur dokter Vero. (*/hla/why)


Share to