RSD dr. Soebandi Jember Terbakar, Tapi Direktur Mengelak

Andi Saputra
Andi Saputra

Wednesday, 27 Jan 2021 10:22 WIB

RSD dr. Soebandi Jember Terbakar, Tapi Direktur Mengelak

ALKES: Petugas pemadam kebaran memantau kondisi ruangan di RSD dr Soebandi yang terbakar.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kebakaran terjadi di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember, tepatnya di lantai dua ruang operasi khusus pasien Covid-19, Rabu (27/1/2021) dini hari. Kebakaran diduga karena korsleting listrik.

Salah seorang petugas rumah sakit yang enggan disebutkan namanya mengatakan, titik api kebakaran berasal dari salah satu ruangan operasi khusus pasien covid-19 yang berada di lantai dua.

Karena kebakaran yang terjadi begitu cepat pada pukul 01.00 WIB itu, pihaknya langsung menghubungi damkar setempat untuk memadamkan api.

Terkait kerugian dan informasi lebih jelas, ia mengarahkan awakmedia untuk meminta keterangan pimpinan rumah sakit. "Langsung ke pimpinan saja," ujarnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Danru Damkar Mako A Pemkab Jember Suharto memebenarkan peristiwa tersebut.

Suharto mengatakan, petugas pemadam sempat mengalami kendala lantaran kebakaran berada di dalam ruangan yang sulit dan rawan kepulan asap. "Sehingga petugas untuk masuk agak kesusahan," ungkapnya.

Akhirnya, petugas mengenakan breting aparatus atau alat bantuan pernapasan untuk mengantisipasi kepulan asap pekat di dalam ruangan yang terbakar. Setelah berjibaku selama satu jam lebih, pertugas berhasil memadamkan api yang melalap satu ruangan tersebut.

Meski satu ruang khusus operasi pasien Covid-19 terbakar dilalap si jago merah, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Terkait jumlah kerugian, pihaknya belum mengetahui pasti dan masih berkordinasi dengan pihak rumah sakit. "Damkar masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit," imbuhnya.

Meski petugas damkar membenarkan kebakaran tersebut, direktur RSD dr Soebandi, dr. Hendro Soelistijono, justru mengelak.

Ia mengatakan, tidak ada kebakaran di rumah sakit yang dipimpinnya itu. Ia menyebut, hanya ada satu alat sebesar kipas angin bernama hepa filter, yakni alat untuk membantu menyaring udara pernapasan, yang meleleh. "Karena ruang oprasi itu ketutup, asapnya tidak bisa keluar," katanya.

Hendro melanjutkan, hari ini aktivitas pelayanan rumah sakit kembali normal karena memang bukan kebakaran hanya alat yang meleleh karena kepanasan. "Hari ini sudah dibersihkan," ujarnya. (as/don)


Share to