Satu Vaksinator Setiap Desa, Dinkes Kabupaten Probolinggo Genjot Vaksinasi

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Wednesday, 10 Nov 2021 06:08 WIB

Satu Vaksinator Setiap Desa, Dinkes Kabupaten Probolinggo Genjot Vaksinasi

KERJASAMA: Program vaksinasi di Kabupaten Probolinggo juga menggandeng stakeholder terkait. Mulai instansi vertikal, organisasi kepemudaan, hingga sekolah.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Probolinggo terus digenjot. Termasuk oleh bidan desa. Hingga 6 November 2021, capaian total sasaran vaksinasi di  Kabupaten Probolinggo sebanyak 890.667 orang. Dosis 1  sebanyak 527.366 atau 59,2 persen, dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 253.325 atau 28.4 persen.

Sementara sasaran vaksinasi Covid-19 terhadap lansia sebanyak 112.618. Sedangkan sasaran lansia yang sudah divaksin dosis 1 sebanyak 37.697 atau 33,47 persen. Adapun sasaran lansia yang sudah divaksin dosis 2 sebanyak 13.897 atau 12,34 persen.

Sejumlah langkah cepat dijalankan untuk menggenjot capaian vaksinasi oleh Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Semua sumber daya yang ada, dioptimalkan untuk memenuhi target vaksinasi.

“Satu desa ada satu tim vaksinator. Itu yang coba kita lakukan untuk mempercepat vaksinasi. Sehingga seluruh kabupaten ada 330 tim vaksinator. Ditambah di masing-masing puskesmas, ada satu tim yang standby memberikan pelayanan kapan saja,” terang Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono, M.M.Kes.

OPTIMALISASI: Dinkes Kabupaten Probolinggo terus menggenjot vaksinasi pada masyarakat. Bahkan, Dinkes menyiapkan satu vaksinator di masing-masing desa agar cakupan program vaksinasi luas. Tampak Plt Bupati Timbul Prihanjoko memantau program vaksinasi.

Dokter berkacamata ini juga menambahkan, bahwa tim vaksinator di desa meliputi bidan desa atau perawat Ponkesdes setempat. Serta ditambah para kader dan petugas entry data. Sehingga diharapkan, percepatan capaian vaksinasi bisa lebih optimal.

Dokter Shodiq menjamin, stok vaksin di Kabupaten Prbolinggo aman. Walau pun pernah beberapa waktu lalu menipis. Ia bersyukur, distribusi vaksin lancar ke daerah. Bahkan pada akhir Bulan Oktober 2021, Dinkes memiliki ketersediaan dosis vaksin sebanyak 170 ribu dosis yang bisa digunakan untuk 10 hari ke depan.

“Masih cukup dosis vaksinnya. Dari tenaga insyaallah kita cukup. Karena bidan desa dan perawat di semua desa sudah ada. Ditambah oleh para kader. Mungkin yang agak repot, adalah petugas entry data. Barangkali perlu kita cari, karena mereka harus yang mempunyai kemampuan IT. Paling tidak bisa mengoperasikan laptop atau komputer,” tegasnya.

Selain itu, yang perlu dioptimalkan juga adalah sosialisasi terkait vaksinasi. Karena dari sisi kesadaran masyarakat, masih kurang. Tidak sedikit masyarakat yang enggan divaksin karena maraknya informasi hoakz mengenai bahaya vaksinasi.

Sejatinya, Dinkes sudah cukup sering menyampaikan informasi tentang pentingnya vaksinasi. “Masyarakat memang mencari informasi yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan. Jadi, kalau mereka yang ingin menolak vaksin, informasi yang menolak vaksin yang dipercaya, haoaks yang dipercaya,” jelasnya.

Dokter Shodiq juga menjelaskan, meski vaksinasi telah dilakukan, protokol kesehatan tetap menjadi yang utama. Kedua, testing, tracing, treatmen (3T). Ketiga, vaksinasi dan keempat adalah pelayanan masyarakat.

Ia menyadari, masyarakat yang sudah divaksin cenderung abai terhadap prokes. Hal ini yang memicu peningkatan level dalam Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). “Kami berharap, meski sudah divaksin, protokol Kesehatan tetap dipatuhi,” tegasnya. (*/hla/sp)


Share to