Sukses Jadi Petani Melon, Warga Probolinggo Raup Rp 30 Juta dalam 2 Bulan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sunday, 07 Mar 2021 08:51 WIB

Sukses Jadi Petani Melon, Warga Probolinggo Raup Rp 30 Juta dalam 2 Bulan

SUBUR: Jenis melon dalmatian sukses ditanam di Kota Probolinggo. Setiap dua bulan sekali, Hasan Prasojo mendapat keuntungan lumayan.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Hasan Prasojo, warga Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo berhasil membudidayakan melon golden luna dan dalmation. Dari budidaya melon tersebut, petani yang pernah nyantri itu sukses meraup pendapatan Rp 39 juta.

Ditemui di lahan melon miliknya, Hasan -sapaan akrabnya- mengaku menggeluti bisnis itu usai mengikuti studi banding bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo di Malang tahun 2016 silam.

Saat studi banding tersebut, ia mendapat ilmu untuk berbisnis melon hijau. Karena itu, ia kemudian melakukan budidaya melon hijau tersebut. Dari pantauan tadatodays.com, budidaya melon yang dilakukan Hasan cukup sukses. Dalam proses perawatannya, ia menggunakan pupuk organik.

Pertama kali membudidayakan melon, Hasan menanam 3 ribu bibit melon lokal. Dari ribuan bibit tersebut, ia bisa panen sampai 9 ton. Hasan disebut cukup sukses karena budidaya tersebut dilakukan tanpa rumah kaca. Bisnis itulah yang membuat bisa meraup pendapatan Rp 36 juta dalam dua bulan.

“Setiap kilogram jualnya Rp 4 ribu,” kata suami Ika Lutfianti tersebut. Kesuksesannya membudidayakan melon organik, membuatnya diganjar penghargaan Juara 1 Petani Berprestasi tingkat Jawa Timur dan Juara 5 tingkat Nasional pada tahun 2019.

Prestasi itu menarik minat Agro Tani Emas, Kabupaten Banyuwanyi, yang kemudian menyodiri kontrak bayar panen guna menanam 2 jenis tanaman melon. Yaitu tanaman Golden Luna dan Dalmatian.

Hasilnya, dengan lahan 200x100 meter persegi. Bibit dengan modal Rp 6 juta yang ditanam di lahan dengan luasan tersebut mencapai seribu buah. Saat dipanen, berat buahnya sekitar 2,5 kilogram per unitnya. Ketika dijual, pendapatan yang diraup mencapai Rp 30 juta. Masa tanamnya pun cukup singkat, yakni hanya dua bulan saja.

Karena itu, pria yang juga alumni Pondok Pesantren Nahdlatut Tholihin Desa Balado Wetan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo itu tekun dalam berbudidaya melon tersebut.

Kesuksesan budidaya melon itu pula, yang membuat Hasan kini fokus pada bisnis tersebut. Sebelumnya, ia juga tercatat sebaga karyawan di perusahaan jagung biji bagian demplot di wilayah Probolinggo. Akhirnya, ayah dua anak, Aurel dan Zerin, itu fokus mengembangkan budidaya melon dna berhenti sebagai karyawan.

 secara konsisten menggeluti dunia pertanian, khususnya di Kota Probolinggo.

Lebih lanjut Hasan mengatakan, dalmitian dibeli dari produk negara Korea melalui toko Agro Tani Emas, Banyuwangi. Hasil panen akan dijual kepada perusahaan yang telah meneken kerjasama. Per kilogram Rp 13 ribu, sedangkan di pasaran dijual Rp 25 ribu.

Apakah selama ini menemui kendala? Hasan mengatakan, penyakit di melon adalah jamur. Namun itu bisa diatasi dengan mudah menggunakan kapur dolomit 10 hari sekali. “Fungsinya untuk menetralisiasi tingkat keasaman dan kebasahan tanah,” katanya.

Selain itu, Hasan menjelaskan perihal tahapan penyemaian bibit, penanaman, perawatan dan panen. Pertama membeli bibit melon. Kedua, ribuan bibit direndam selama 5 jam dan ditiriskan 30 menit, pengeraman 24 jam dan diletakkan di polybag kecil guna melakukan perkecambahan.

Kemudian, ketiga, setelah 5 hari bibit dapat dipindah tanamkan ke lahan yang telah disediakan dan menunggu sampai panen. Keempat, untuk perawatan menggunakan pupuk kandang yang telah difermentasi. Cek pH tanah, selanjutnya pemasangan bulsa plastik dan melakukan pengapuran selama 10 hari sekali.

Sementara itu, Penyuluh Pertanian wilayah Kanigaran Amelia Juniarti, 40, Keluruhan Kanigaran menuturkan bahwa setelah sukses penanam melon oleh Hasan, tahun 2020 itu sudah ada 10 petani Melon di Kota Probolinggo berbagai jenis.

“Pemasaran buah melon dalmatian ini lebih kepada pasar modern dan Internasional. Bisa impor. Perawatannya melihat dari pH tanah yang subur serta pemberian pupuk yang sesuai," bebernya. (ang/sp)


Share to