Terdampak Erupsi Semeru, Proyek Hanggar Mesin RDF Rp 1,9 M Milik DLH Kota Probolinggo Molor

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 25 Nov 2025 17:03 WIB

Terdampak Erupsi Semeru, Proyek Hanggar Mesin RDF Rp 1,9 M Milik DLH Kota Probolinggo Molor

MOLOR: Proyek hanggar mesin RDF milik DLH Kota Probolinggo yang pengerjaannya molor.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Proyek hanggar mesin RDF milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo ditarget rampung pada Rabu (26/11/2025). Namun, proyek dengan anggaran Rp 1,9 miliar itu molor, sehingga akan diperpanjang. Keterlambatan ini terjadi karena ada kendala, salah satunya ialah kekurangan pasir beton, dampak erupsi Gunung Semeru.

Proyek ini berada di TPA Bestari Kota Probolinggo. Hanggar mesin RDF gunanya menangani dan mengelola sampah menjadi bahan bakar alternatif. Proyeknya dikerjakan oleh CV Ika Mulya Cipta Mandiri Jember dengan anggaran Rp 1.999.999.200.

Kepala Bidang Penanganan dan Pengolahan Sampah pada DLH Kota Probolinggo Gigih Ardityawan saat dikonfirmasi mengatakan, proyek ini ditarget rampung 26 November 2025. Namun, sehari menjelang tenggat, pengerjaannya masih 80 persen lebih.

 “Harusnya tanggal 26 November sudah selesai. Tapi ada change contract order (CCO), sehingga perlu justifikasi teknis dari pengawas untuk kompensasi waktu," terang Gigih melalui pesan singkat, Selasa (25/11/2025).

Di sisi lain, rekanan kekurangan pasir beton dampak erupsi Gunung Semeru. Menurut Gigih, kekurangan tersebut menjadi kendala terhambatnya progres pembangunan proyek. "Berdasarkan informasi dari pemasok, pengiriman pasir berhenti hingga 6 Desember, menambah panjang daftar hambatan dalam penyelesaian proyek," ucapnya.

Selain itu, ada beberapa teknis pengerjaan yang harus diubah. Salah satunya pada bagian atap hanggar eksisting. “Harus dilakukan penurunan, sebab banyak komponen atap yang tidak bisa digunakan kembali. Jadi diganti. Selain itu, metode pembautan juga diubah dari dua menjadi empat baut agar struktur atap lebih kokoh dan aman,” katanya.

Gigih memastikan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan rekanan untuk percepatan. Terutama setelah pasokan material kembali normal. “Kami tetap berupaya menyelesaikan proyek ini secepatnya. Pengawas juga sedang melakukan evaluasi dan justifikasi ulang. Mohon dukungan agar pekerjaan dapat segera tuntas,” tuturnya. (alv/why)


Share to