Antisipasi Kasus Keracunan MBG, Wali Kota Aminuddin Pantau Langsung 6 SPPG

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Thursday, 02 Oct 2025 12:44 WIB

Antisipasi Kasus Keracunan MBG, Wali Kota Aminuddin Pantau Langsung 6 SPPG

TINJAU: Wali Kota dr. Aminuddin meninjau pendistribusian MBG di SDN Sukabumi 7.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Probolinggo diminta lebih teliti dalam menyajikan porsi demi porsi makan bergizi gratis (MBG). Hal tersebut sebagai langkah antisipatif mencegah adanya makanan yang tak layak saat didistribusikan.

Wali Kota Probolinggo Aminuddin dan Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari pada Kamis (2/10/2025) pagi bersama dengan jajaran Forkopimda, serta kepala OPD terkait, mendatangi 6 SPPG yang ada di Kota Probolinggo. Dengan menggunakan APD lengkap, rombongan lebih dulu mendatangi SPPG di Jalan Seruni, Kelurahan Sukabumi, Mayangan.

Wali Kota bersama tim pengawas memantau langsung proses penyajian makanan ke dalam ompreng sampai dengan proses pendistribusian ke sekolah. SPPG di Sukabumi ini melayani 3.000 porsi dengan sasaran 12 sekolah.

Selanjutnya rombongan meninjau SDN Sukabumi 7. Wali Kota sempat berdialog dengan salah satu guru selalu petugas pendistribusian MBG ke siswa. Wali Kota memastikan guru di sekolah sudah mendapatkan pelatihan tentang makanan layak konsumsi.

Sebelum MBG didistribusikan ke kelas untuk dikonsumsi siswa, guru wajib terlebih dahulu memastikan kondisi makanan layak konsumsi atau tidak. Makanan harus dimakan setelah 6 jam proses pemasakan, tidak boleh lebih. Karena dikhawatirkan basi.

Berikutnya, Wali Kota dan rombongan bergeser ke SPPG Sukabumi 2 di Jalan dr Moh Saleh. Di SPPG yang dulunya cafe ombas ini Wali Kota meninjau ruang produksi basah, kemudian memantau proses penyajian.

Selanjutnya, untuk memastikan proses pendistribusian sesuai dengan prosedur, Wali Kota mendatangi SMPN 2 Probolinggo. Sayangnya, makanan sudah selesai dikonsumsi oleh siswa.

Wali Kota Aminuddin mengatakan, peninjauan SPPG ini dilakukan setelah rakor beberapa waktu lalu. Pemerintah daerah diminta untuk mengevaluasi pelaksanaan MBG di masing-masing daerah. Sampai saat ini dari 40.000 sasaran, sudah 20.000 atau 50 persen sasaran MBG telah mendapat manfaat program MBG.

“Untuk menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan sebagaimana yang terjadi di daerah lain, kita lakukan hari ini memantau dan mengevaluasi dari proses pemberian atau pendistribusian MBG di dapur-dapur umum yang sudah tersedia. Kami minta petugas SPPG lebih teliti. Perhatikan kebersihan, kualitas bahan baku dan pastikan makanan, seperti ikan atau ayam, benar-benar layak konsumsi,” katanya.

Upaya memperketat pengawasan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan demi mencegah kasus serupa. Meskipun menurutnya, sampai saat ini pelaksanaan program MBG di Kota Probolinggo berjalan aman dan terkendali.  Ia pun memastikan bahwa sampai saat ini tidak ada temuan kasus keracunan makanan dari para siswa maupun para pendidik.

"Alhamdulillah, sampai saat ini Kota Probolinggo aman. Tidak ada laporan maupun indikasi keracunan makanan MBG di sekolah-sekolah. Saya juga minta di masing-masing ruangan juga harus dipasang CCTV. Agar mudah dalam proses pengawasannya,” tambahnya.

Sementara, Jasmine, salah satu murid SMPN 2 Probolinggo mengaku sangat bersyukur dapat makan gratis. Dengan begitu, uang sakunya bisa ditabung.

Apakah sebelumnya pernah mendapatkan makanan dengan kondisi tidak layak konsumsi? “Dulu pernah, sayurnya itu terasa kecut. Tapi sekarang sudah enak. Alhamdulillah sejak ada MBG yang saku buat jajan bisa ditabung,” kata Jasmine. (mel/why)


Share to