Askot PSSI Kota Probolinggo Tolak Stadion Bayuangga Jadi Tempat Harjakot, Dispopar Minta Uang Jaminan EO

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 28 Aug 2025 12:31 WIB

Askot PSSI Kota Probolinggo Tolak Stadion Bayuangga Jadi Tempat Harjakot, Dispopar Minta Uang Jaminan EO

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Penggunaan Stadion Bayuangga untuk acara peringatan Hari Jadi Kota (Harjakot) Probolinggo ke-666, ditolak Ketua Asosiasi Kota PSSI Eko Purwanto. Sebab, Askot PSSI telah mengontrak stadion selama 1 tahun. Karena itu, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo meminta uang jaminan pada pihak event organizer (EO).

Eko Purwanto saat dikonfirmasi mengutarakan kritik keras atas rencana menggelar kegiatan hari jadi Kota Probolinggo di Stadion Bayuangga. Eko menyebutnya sebagai keputusan yang tidak tepat. Sebab, ada risiko merusak infrastruktur olahraga yang menjadi tempat pembinaan para atlet sepak bola.

"Stadion ini difungsikan untuk sepak bola dan cabang olahraga lainnya, bukan untuk acara hiburan. Konsekuensinya akan sangat merugikan, kayak kerusakan pada rumput lapangan, rusaknya lintasan atletik, dan masalah kebersihan akibat sampah," kata Eko saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (27/8/2025) malam.

Eko mengaku telah berkaca pada acara-acara sebelumnya. PSSI kerepotan membersihkan sampah-sampah. "Bagaimana jika ada benda-benda berbahaya, seperti paku, kawat, atau tusuk sate yang tertinggal di lapangan? Siapa yang akan menanggung risiko tersebut?" ucapnya.

Eko menyayangkan sikap Pemerintah Kota yang mengabaikan keberatan dari klub-klub Sekolah Sepak Bola (SSB) yang telah menyampaikan surat penolakan resmi.

"Pendirian kami (PSSI, red) sudah jelas menolak. Kami telah menandatangani kontrak resmi untuk penggunaan stadion selama satu tahun penuh dengan nilai Rp 18,5 juta. Tidak semestinya fasilitas ini digunakan begitu saja untuk keperluan di luar bidang olahraga. Meskipun pemerintah memiliki otoritas, seharusnya ada kajian yang mendalam, bukan keputusan sepihak," jelasnya.

Eko juga mengkritik undangan rapat yang diterimanya dari panitia penyelenggara acara. Ia menyebut ironis, sebab surat keputusan wali kota sudah ditandatangani dengan event organizer telah ditunjuk. "Kontrak acara sudah berjalan. Lalu untuk apa saya diundang dalam rapat? Keberatan yang saya sampaikan tidak akan berguna, karena keputusan sudah final sejak awal. Ini seperti sandiwara belaka," ucapnya.

Lebih lanjut, Eko menekankan bahwa penggunaan stadion untuk kegiatan non-olahraga akan mengganggu proses pembinaan atlet.

"Baru kemarin para atlet tidak bisa melakukan latihan. Padahal ada Instruksi Presiden yang menetapkan sepak bola sebagai cabang olahraga prioritas. Jika pemerintah belum mampu menambah fasilitas olahraga, minimal jangan merusak fasilitas yang sudah tersedia," tuturnya.

Diketahui, Pemkot Probolinggo berencana menggelar rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Probolinggo ke-666 tahun ini di Stadion Bayuangga. Rencananya, perayaan hari jadi digelar selama 4 – 25 September 2025.

Sementara, menanggapi polemik penggunaan Stadion Bayuangga untuk perayaan Hari Jadi Kota Probolinggo, Kasi Olahraga pada Dispopar Kota Probolinggon Ananto mengatakan status kontrak dengan PSSI memang benar. Dispopar juga telah mengambil langkah antisipasi.

"Perihal PSSI menyewa stadion, benar selama satu tahun. Terkait permintaan uang jaminan kepada Event Organizer, kami lakukan sebagai langkah antisipasi pascakegiatan apabila ada kerusakan. Apabila tidak ada kerusakan sama sekali, uang tersebut bisa dikembalikan," jelas Ananto.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya berada dalam posisi yang harus menyeimbangkan antara dukungan terhadap program pemerintah dengan tanggung jawab pemeliharaan fasilitas olahraga.

"Dispopar pada intinya mendukung program pemerintah, tetapi di lain sisi juga menjaga pemeliharaan stadion secara keseluruhan. Makanya Kepala Dinas meminta kepada Event Organizer agar bertanggung jawab pascakegiatan," kata Ananto. (alv/why)


Share to