Banyuwangi Kembangkan Ekosistem Beras Biofortifikasi Pertama di Indonesia

Mohamad Abdul Aziz
Mohamad Abdul Aziz

Friday, 20 Jun 2025 17:07 WIB

Banyuwangi Kembangkan Ekosistem Beras Biofortifikasi Pertama di Indonesia

INOVASI: Ekosistem Industrialisasi Beras Biofortifikasi "Sunwangi" yang dikembangkan di Banyuwangi.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Kabupaten Banyuwangi kembali berinovasi di sektor pertanian. Banyuwangi kini menjadi wilayah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengembangkan ekosistem industrialisasi beras biofortifikasi secara menyeluruh, dari hulu ke hilir. Inisiatif ini melahirkan produk unggulan bernama Sun Rice of Java Banyuwangi atau Sunwangi.

Beras biofortifikasi merupakan beras bernutrisi tinggi hasil budidaya benih padi yang kandungan gizinya telah ditingkatkan. Sunwangi mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti Vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, dan zinc.

“Dari sisi pemerintahan, Pemkab Banyuwangi menjadi satu-satunya di Indonesia yang mengembangkan ekosistem industrialisasi beras biofortifikasi dari hulu ke hilir,” ujar CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa Putra.

Ekosistem Sunwangi merupakan hasil kolaborasi multipihak antara pemerintah, akademisi, praktisi, sektor swasta, perbankan, dan petani. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bertindak sebagai orkestrator, IPB sebagai pengembang benih dan mitra riset.

Pandawa Agri Indonesia menyediakan teknologi pertanian regeneratif. Danone Indonesia mendukung dari sisi keberlanjutan dan pemenuhan gizi. Bulog sebagai offtaker nasional, dan Bank Indonesia mendukung pembiayaan inklusif. Ratusan petani menjadi pelaku utama dalam proses ini.

“Ekosistem ini mencakup seluruh rantai produksi. Di sisi hulu, dimulai dari pemilihan benih unggul, budidaya padi, hingga pendampingan teknis kepada petani,” jelas Kukuh.

Varietas padi biofortifikasi yang digunakan saat ini lanjut Kukuh adalah IPB 9G dan IPB 15S, yang terbukti kaya akan mikronutrien serta tahan terhadap perubahan iklim dan serangan hama. Ke depan, ekosistem ini juga terbuka untuk pengembangan varietas biofortifikasi lainnya.

Proses budidaya dilakukan dengan pendekatan PPAI Teknologi, yaitu intervensi dalam 10 tahapan budidaya padi, yang berfokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi, serta ketahanan terhadap iklim.

Seluruh proses mengusung prinsip Low Carbon Agriculture, sehingga rendah emisi dan ramah lingkungan. “Bahkan saat panen, beras langsung diserap oleh Bulog dengan harga yang menguntungkan petani,” katanya.

Sementara, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa ekosistem ini tidak hanya menghasilkan beras bernutrisi berkualitas tinggi dan terjangkau, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. “Petani Banyuwangi tidak hanya mendapatkan ilmu pertanian dari para ahli, tapi juga kesejahteraan yang lebih baik karena padi mereka langsung diserap dengan harga yang layak,” ujar Ipuk.

Inisiatif ini diharapkan menjadi percontohan nasional dalam pengembangan pertanian berbasis inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan. (azi/why)


Share to