Bazar Ramadan di Alun-Alun Kota Probolinggo, Suguhkan Aneka Jajanan Tradisional

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 28 Mar 2023 09:40 WIB

Bazar Ramadan di Alun-Alun Kota Probolinggo, Suguhkan Aneka Jajanan Tradisional

RAMADAN: Bazar Ramadan di alun-alun Kota Probolinggo telah dibuka. Bazar ini akan digelar selama 14 hari, mulai 27 Maret hingga 14 April 2023.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Bazar Ramadan 1444 H telah mulai dibuka di alun-alun Kota Probolinggo, Senin (27/3/2023) sore. Aneka jajanan dan makanan tradisional disuguhkan sebagai menu berbuka puasa.

Bazar Ramadan gelaran Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo itu bisa dinikmati sampai 14 April. Sehingga, masyarakat Kota Probolinggo bisa menikmati bazar tesebut hingga 13 hari ke depan.

DKUP membuka stan di sisi timur alun-alun. Tenda itu berisi 100 PKL dan UMKM, kemudian 20 dari lembaga. Tak hanya bazar makanan dan minuman, ada pula stan pasar murah. Ada gula, minyak goreng, beras yang dijual dengan selisih Rp 1.000 ribu dari harga pasaran.

JAJANAN: Aneka jajanan tradisional dijual di Bazar Ramadhan Kota Probolinggo. Salah satunya ialah kue bikang, yang cocok sebagai menu berbuka.

Sementara jajanan tradisional yang tersedia seperti kucur, bikang, petulo dan serabi. Jajanan tradisional ini cocok sebagai menu berbuka sebelum makan makanan berat. Harganya pun terjangkau. Mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 3.000 saja.

Selanjutnya, ada pula makanan berat seperti nasi jagung, nasi ayam, pentol bakso dan lain-lain. Pada Senin petang itu, masyarakat sudah mulai berburu nasi jagung. Seperti yang dilakukan Dini, warga Kelurahan Tisnonegaran Kecamatan Kanigaran. Ia memilih nasi jagung sebagai menu berbukanya.

“Seneng akhirnya bazarnya dibuka. Jadi kalau malas masak, saya bisa kesini sama suami,” kata perempuan berusia 25 tahun itu.

Tujuan DKUP membuka bazar Ramadan ini sebagai pendongkrak PKL dan UMKM yang ada di Kota Probolinggo. Namun, justru PKL yang berjualan masih mengeluh. Ika, salah satunya. Wanita asal Kelurahan-Kecamatan Mayangan itu mengeluhkan tempat bazar.

Menurutnya, tempat yang saat ini digelar tidak cocok jika harus bersandingan dengan Pujasera alun-alun. Ia khawatir, dagangannya justru tidak laku. “Gimana ya, rasanya gak cocok aja kalau berdampingan sama pujasera,” ujarnya.

Ia yang sudah sedari bazar di Museum selalu membuka stan, hanya tempat kali ini yang menurutnya tidak cocok. Meski demikian, ia akan membuat jajanan tradisional seperti kucur dan petulo untuk dijual. “Saya dan kakak saya buat sampai lima kilo lebih,” katanya.

Di sisi lain, Kepala DKUP Kota Probolinggo Fitriawati mengatakan, memang ada alasan khusus kenapa bazar Ramadan digelar di dekat Pujasera. Menurutnya, agar para PKL yang juga berada di Pujasera bisa turut terdongkrak ekeonominya.

Fitriawati tidak ingin ada perpecahan. Ia mengatakan adanya bazar Ramadan supaya terdorong geliat ekonomi para pedagang. “Kami ingin jadi satu, biar tidak pecah-pecah. Harapannya, semoga bisa terdorong ekonominya,” tuturnya.

Pada Senin petang itu, DKUP bersama jajaran Perangkat Daerah Pemkot Probolinggo menggunting rangkaian bunga melati, sebagai tanda dibukanya Bazar Ramadan Alun-alun di Kota Probolinggo. (alv/why)


Share to