BKKBN RI Bangun Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Jember

Bryan Bagus Bayu Pratama
Bryan Bagus Bayu Pratama

Tuesday, 08 Mar 2022 21:22 WIB

BKKBN RI Bangun Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Jember

STUNTING: Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo bertemu dengan Bupati Jember Hendy Siswanto, untuk membahas program Konvegensi Penurunan Stunting di Jember. Menurut Hasto, pemerintah telah menaikkan anggaran untuk penanganan stunting menjadi Rp 16 miliar.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menerima kunjungan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, Selasa (8/3/2022), di Pendapa Wahyawibawagraha. Kunjungan itu dalam rangka membangun konvergensi percepatan penurunan stunting.

Hasto Wardoyo mengatakan bahwa, konvergensi yang dilakukan ini harus tepat sasaran bagi ibu hamil, bayi dan keluarga. Menurutnya, program tersebut harus terkoordinir dan terintegrasi sehingga data-data yang ada harus sesuai hingga ke keluarga yang berisiko tinggi stunting. "Jadi by name by address harus jelas," katanya.

Hasto mencontohkan, misalnya, ada pasangan dengan usia subur 36 tahun atau pasangan dengan usia muda 16 tahun yang akan hamil, maka harus masuk dalam catatan Keluarga Berisiko Tinggi Stunting (KBTS).

Hasto mengungkapkan, kondisi lingkungan juga mempengaruhi angka stunting di setiap daerah. Karena dengan lingkungan yang tidak bersih, air tidak sehat dan tidak tersedianya jamban maka berpengaruh pada stunting. "Lingkungan itu mempengaruhi, maka ini salah satu tantangan dan ini juga urusan mindset," ujarnya.

Ia menyebutkan, hingga saat ini angka stunting tercatat sekitar 24,4 persen secara nasional. Sementara khusus Kabupaten Jember saat ini angkanya masih rendah yakni sekitar 23 persen. “Hampir sama dengan tingkat Jawa Timur,” tuturnya.

Hasto menyatakan, saat ini BKKBN telah menyiapkan Tim Pengendali Keluarga yang beranggotakan lebih dari 5000 personel. Tim tersebut bertugas mengawal pasangan yang ingin hamil hingga melahirkan.

Nantinya, lanjut Hasto, tim tersebut melakukan pencatatan berat dan panjang bayi yang lahir di setiap daerahnya masing-masing. Dengan pencatatan itu, maka pemerintah dapat mengetahui wilayah dan jumlah dengan risiko stunting.

Berdasarkan data itupula, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana akan menerjunkan tim untuk memantau dan mendampingi guna meminimalisir terjadinya stunting.

Untuk itu, Hasto menyebut semua program tersebut telah dianggarkan oleh pemerintah. “Tahun lalu tidak sampai Rp 10 miliar, namun sekarang Rp 16 miliar,” katanya.

Sementara, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan bahwa perlu ada tindakan nyata untuk terus menekan angka stunting di Kabupaten Jember. “Tindakan menurunkan stunting adalah kegiatan yang mulia untuk masa depan Jember,” kata Hendy. (bp/don)


Share to