Ditutup Permanen, Simpang Empat Argopuro Jember Diubah Jadi Simpang Tiga, Median Jadi Taman

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Tuesday, 19 Aug 2025 14:46 WIB

Ditutup Permanen, Simpang Empat Argopuro Jember Diubah Jadi Simpang Tiga, Median Jadi Taman

EVALUASI: Rapat evaluasi terkait penutupan permanen Simpang Empat Argopuro Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kabupaten Jember memutuskan menutup permanen simpang empat bersinyal di Jalan Argopuro. Mulai Selasa (19/8/2025), simpang tersebut resmi diubah menjadi simpang tiga tanpa lampu lalu lintas.

Keputusan itu diambil dalam rapat evaluasi yang digelar di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jember. Rapat dipimpin Plt Kepala Dishub Gatot Triyono, dihadiri perwakilan DPRD Jember, Satlantas Polres Jember, BPTD Jatim, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, dan akademisi Universitas Jember.

Menurut Gatot, kajian teknis selama masa uji coba menunjukkan kinerja lalu lintas di kawasan tersebut lebih lancar. “Tingkat layanan jalan dan simpang lebih baik setelah penutupan dilakukan. Karena itu, forum sepakat perubahan ini diberlakukan secara permanen,” ujarnya saat ditemui usai rapat, Selasa (19/8/2025) siang.

Lebih lanjut, Dishub akan mengganti median penutup yang kini masih berupa pagar portabel menjadi median taman secara bertahap. Median itu, kata Gatot, tetap dilengkapi bukaan manuver kendaraan, pagar portabel tambahan, cermin tikungan, dan pita penggaduh.

Forum juga merekomendasikan evaluasi titik putar balik (U-turn) di ruas Jalan Hayam Wuruk hingga Jalan Gajah Mada. Selain itu, penataan parkir di kawasan tersebut akan dibenahi agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

“Secara bersamaan dengan perubahan simpang, kami juga menata ulang U-turn dan parkir agar lebih tertib. Evaluasi teknis akan terus dilakukan,” tambah Gatot.

Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD Jember David Handoko Seto, menegaskan keputusan penutupan permanen ini sudah melalui kajian teknis maupun evaluasi lapangan. “Perempatan Argopuro yang awalnya bersinyal resmi ditutup permanen, menjadi pertigaan tanpa sinyal,” katanya.

David juga menekankan pentingnya penataan median jalan yang lebih representatif. “Kami minta median tengah diubah jadi taman kota seperti median jalan lain, tapi tetap ada ruang 10–12 meter untuk dibuka saat event besar, misalnya JFC atau peringatan hari besar. Pengaturan teknis akan dikendalikan Dishub bersama Satlantas,” katanya. (dsm/why)


Share to