Jadi Tipe C, RS Ar-Rozy di 2023 Hanya Siap Operasi Lantai Satu

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 27 Apr 2023 07:03 WIB

Jadi Tipe C, RS Ar-Rozy di 2023 Hanya Siap Operasi Lantai Satu

BARU: Di tahun 2023 ini Rumah Sakit Ar-Rozy hanya bisa mengoperasikan layanan di lantai satu. Sedangkan lantai lainnya masih dalam tahap finishing.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Rumah Sakit Ar-Rozy Kota Probolinggo yang direncanakan menjadi rumah sakit bertipe A, akhirnya menjadi rumah sakit bertipe C. Selain itu, rumah sakit baru yang dibangun Pemkot Probolinggo dengan dana Rp 178 miliar tersebut pada 2023 ini masih hanya bisa mengoperasikan layanan di lantai satu.

Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Rabu (26/4/2023) siang. Rumah sakit itu awalnya dicanangkan menjadi tipe A yang siap beroperasi pada tahun 2023. Namun, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Permukiman (PUPR-Perkim) Kota Probolinggo membeberkan, rumah sakit yang terletak di Jl. Prof. Hamka itu menjadi tipe C.

Kepala Dinas PUPR Kota Probolinggo Setyorini Sayekti juga membeberkan, rencana P1 atau penyerahan rumah sakit juga terlambat. Seharusnya, rumah sakit dengan anggaran awal Rp 168 miliar lebih itu rampung pada awal Januari 2023. "Namun, baru P1 Maret 2023," katanya.

SIDAK: Rombongan Komisi III DPRD Kota Probolinggo dan Dinas PUPR-Perkim saat melakukan sidak di RS Ar-Rozy.

Walau disebut sudah rampung, rumah sakit tersebut di tahun ini masih hanya siap mengeporasikan layanan di lantai satu, pada bangunan sisi barat atau disebut C1. Sedangkan empat lantai lainnya masih tahap finishing. Belum ada sekat ruangan di lantai tersebut.

Sedangkan bagunan sisi timur atau disebut D2, dan hanya bisa beroperasi dua lantai. Dua lantai itu sebagai layanan penunjang. Pengoperasian lantai ini menurut Setyorini sudah sesuai dengan priorias kebutuhan pelayanan.

Dalam RDP, Ketua Komisi III Agus Riyanto bertanya kesiapan pengoperasian rumah sakit. "Intinya sudha siap apa belum?" ujarnya.

Setyorini Sayekti mengatakan siap, namun hanya lantai satu. Tahap finishing juga bisa berlanjut meski rumah sakit beroperasi. "Namun yang menjadi perhatian adalah, masih ada pengerjaan di tahun 2023 ini, yaitu paving dan rising jalan akses ke rumah sakit," katanya.

Secara fungsional, menurut Setyorini rumah sakit sudah siap digunakan. Ia menyebut, di dalam rumah sakit sudah tersedia listrik dan beberapa fasilitas seperti pendingin ruangan. "Jika di luar sana ada pemberitaan, rumah sakit belum rampung dan asal-asalan itu adalah tidak benar," katanya.

Penjelasan Setyorini ini mendapat tanggapan dari anggota Komisi III Heri Poniman. Ia menyinggung soal adendum anggaran rumah sakit. Menurutnya, berdasarkan apa sehingga Dinas PUPR berani menambah anggaran. "Itu kira-kira berapa ya?" katanya.

Setyorini mengatakan, final adendum pengerjaan rumah sakit. Mulanya, anggaran sebesar Rp 168 miliar lebih, ada penambahan menjadi Rp 178 miliar lebih.  Ia menambahkan, adanya adendum ini juga ada evaluasi dan peninjauan dengan instansi seperti MK dan kejaksaan.

"Pengerjaan tambahan oka (kamar operasi, red) 1 jadi 2, penambahan ruang ICU, penambahan gedung G yang awalnya ndak ada. Semuanya sudah dibuatkan berita acara," ujar Setyorini.

Agus Riyanto kembali menanggapi. Menurutnya, saat awal adanya pembangunan rumah sakit, Komisi III sudah memberikan rekomendasi tender ulang. " Tapi kami sudah tidak tahu, ujung rekomendasi itu. Makanya, secara administrasi awalnya kami nggak mau cawe-cawe soal rumah sakit ini," ujarnya.

Ia kemudian menyinggung pembangunan rumah sakit dengan anggaran ratusan milyar itu memang harus maksimal. "Jangan seperti revitalisasi Masjid Agung. Dicoba dengan anggaran sekian-sekian, hasilnya tetap sama. Sepertinya memang lebih penting rumah sakit ketimbang rumah ibadah," ucapnya.

Usai RDP, rombongan Komisi III bersama Dinas PUPR sidak ke RS Ar-Rozy. Mereka pun mendapatkan beberapa temua dan memberikan rekomendasi.

Terlihat, bangunan rumah sakit itu sudah rampung. Hanya sisa pemasangan fasilitas seperti bed dan lain-lain, yang terlihat sudah tersedia di lantai satu. Namun, Agus Riyanto saat diwawancara membeberkan temuannya.

Menurutnya, keramik dan paving pada lobi masuk gedung dinilai tidak bagus. Kemudian, ia juga menyinggung keramik di dalam gedung terlihat tidak bagus dengan adanya lubang.

Ia pun memberikan rekomendasi dengan adanya pengerjaan lebih cepat. "Ini belum siap untuk digunakan, rekomendasi segera selesaikan karena ini menggunakan uang rakyat," tuturnya.

Soal paving, Setyorini Sayekti mengatakan memang belum dioptimalkan, sebab masih ada pengerjaan paving halaman. Hal ini juga masih menjadi tanggung jawab rekanan selama satu bulan setelah penyerahan, "Nanti kalau sudah rampung semuanya, pasti akan jadi bagus. Belum kami optimalkan," katanya.

Setyorini menegaskan, secara struktural rumah sakit ini sudah selesai. Hanya menunggu tahap finishing pada setiap ruangan selain lantai satu. "Secara bangunan siap, tinggal sekat-sekat yang dalam tahap finishing," ucapnya. (alv/why)


Share to