KNKT Mulai Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Mohamad Abdul Aziz
Mohamad Abdul Aziz

Sabtu, 05 Jul 2025 13:11 WIB

KNKT Mulai Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

KNKT: Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Jumat (4/7/2025).

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) resmi memulai investigasi atas insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang terjadi di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam. Langkah awal yang dilakukan KNKT adalah mengumpulkan berbagai data penting sebagai dasar penyelidikan.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Jumat (4/7/2025) malam menyatakan, pihaknya telah mengantongi data terkait kondisi cuaca, komunikasi kapal, serta rekaman dari sistem Vessel Traffic Control (VTC) saat kejadian. “Data cuaca dan vessel traffic control, komunikasi yang terjadi saat peristiwa itu sudah kami kumpulkan,” ujarnya.  

KNKT juga akan melengkapi informasi yang ada dengan keterangan dari korban selamat. Wawancara terhadap para penyintas direncanakan mulai dilakukan pada hari ini Sabtu (5/7/2025), setelah proses tanggap darurat dinyatakan selesai. “Data-data itu kita kumpulkan lalu akan kami simpulkan,” lanjutnya.

Meski investigasi telah dimulai lanjunya, KNKT tetap menempatkan operasi SAR sebagai prioritas utama. Investigasi menyeluruh akan difokuskan setelah seluruh korban ditemukan dan proses pencarian dinyatakan selesai.

Beberapa aspek teknis dan operasional kapal menjadi fokus penyelidikan KNKT, termasuk dokumen Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang merupakan syarat mutlak kapal dapat beroperasi. “Investigasi akan dilakukan mulai dari awal kapal berangkat. Karena SPB ini menjadi salah satu persyaratan berlayar. Kita periksa semuanya, apakah sudah sesuai dengan ketentuan,” jelas Soerjanto.

Selain itu, KNKT juga menyoroti kesiapan kru dalam menghadapi situasi darurat, termasuk pelatihan keselamatan, serta fungsi perangkat pemancar yang seharusnya aktif saat kapal dalam kondisi bahaya. “Kita juga akan periksa perangkat pemancar yang seharusnya aktif saat kapal tenggelam,” tambahnya.

Tak kalah penting, perhatian juga diberikan terhadap kelengkapan alat keselamatan di atas kapal, seperti sekoci, yang sangat vital dalam proses evakuasi penumpang. “Karena dalam kondisi darurat, sekoci ini sangat membantu penyelamatan penumpang,” pungkas Soerjanto.

Hingga saat ini, tim SAR masih terus melakukan pencarian korban, sementara KNKT berkomitmen untuk mengungkap penyebab insiden secara menyeluruh demi meningkatkan keselamatan transportasi laut di masa mendatang. (azi/why)


Share to