Komisi III Target Pemkot Probolinggo Turunkan Level PPKM

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 29 Oct 2021 14:03 WIB

Komisi III Target Pemkot Probolinggo Turunkan Level PPKM

SOLUSI: Komisi III DPRD Kota Probolinggo menggelar RDP bersama instansi terkait di lingkungan Pemkot Probolinggo, untuk mencari cara agar level PPKM Kota Probolinggo turun.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Komisi III DPRD Kota Probolinggo menargetkan penurunan level PPKM di wilayahnya, dari level 3 menjadi level 2 dalam 10 hari mendatang. Akan tetapi, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo masih terkendala dengan capaian vaksinasi lansia.

Hal itu diketahui saat Komisi III menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama RSUD Mohamad Saleh, dan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB), Kamis (28/10) kemarin, sekira pukul 10.30 WIB.

Dalam RDP itu, Komisi III mempertanyakan mengapa Kota Probolinggo belum juga mengalami penurunan level.

Plt. Kepala DKP2KB, Nurul Hasanah Hidayat mengatakan bahwa Kota Probolinggo sebelumnya sudah masuk PPKM Level 1. Dikarenakan terdapat perubahan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 53 Tahun 2021, maka Kota Probolinggo kembali mengalami kenaikan level. “Perubahan itu selalu diperbaharui selama 2 minggu sekali untuk menentukan level,” katanya.

Pada kriteria dan penilaian sebelumnya itu, lanjutnya, hanya terfokus soal transmisi komunitas yang meliputi kasus konfirmasi, rawat inap dan kematian serta kapasitas respons terkait testing, tracing juga treatmen. "Kini, vaksinisasi menjadi penentuan level. Vaksinasi lansia dan vaksin dosis 1 secara umum," ujarnya.

Perempuan yang karib disapa Ida ini menyebutkan, soal PPKM Level 2, vaksin terhadap masyarakat umum harus mencapai 50 persen dan lansia 40 persen. Sedangkan data capaian lansia yang diperbaharui oleh pemerintah pusat, Kota Probolinggo masih 36 persen. "Alhasil, belum mencapai target,” katanya.

Diketahui, total lansia di Kota Probolinggo ada sekitar 24 ribu orang. Dari jumlah itu, telah divaksin sekitar 7 ribu orang dan yang belum ada sekitar 17 ribu orang. “Untuk mencapai 40 persen, perlu 4 ribu orang," tutur Ida.

Selain itu, Ida menyadari perlu adanya percepatan vaksinasi. Dalam percepatan ini ada strategi, yakni mempermudah akses dengan cara door to door ke rumah warga dan membuka layanan vaksin di setiap kantor kelurahan. "Kendala lansia terkait mobilitas cukup rendah,” kata Ida.

Karena itu, Ida menilai perlu adanya edukasi melalui keluarga lansia. Ada beberapa strategi supaya kalangan lansia mau divaksin. “Dengan cara memberikan sembako kepada lansia," ujarnya.

Sementara dari hasil RDP tersebut, Komisi III memberikan rekomendasi. Pertama, soal percepatan turun level ini selambatnya-lambatnya selama 10 hari.

Kedua, memanfaatkan pendekatan kultural seperti petugas masuk ke setiap kegiatan bersama tokoh masyarakat atau tokoh agama. "Kalau perlu memberika sembako melalui CSR," kata Agus.

Agus berharap agar vaksinasi dosis satu khusus lansia bisa mencapai 40 persen, untuk memenuhi kriteria sesuai Inmendagri. (ang/don)


Share to