Mengenal Dokter Evariani, Istri Wali Kota Probolinggo yang Sukses di Bidang Kesehatan hingga Politik

Alvi Warda
Friday, 18 Apr 2025 14:54 WIB

PASANGAN DOKTER: Dokter Evariani dan dokter Aminuddin.
Dokter Evariani: Kunci Kebahagiaan Itu Keluarga
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin memiliki sosok perempuan berharga di balik karirnya sebagai orang nomor satu Kota Pribolinggo. Sosok itu adalah dr Evariani, yang juga sukses di bidang kesehatan hingga meniti karir sebagai anggota DPRD dan ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo.
Dokter Evariani lahir di Pagaralam, 20 Juni 1969. Ia akrab disapa dokter Eva. Masyarakat Probolinggo terbiasa mengenalnya sebagai istri pemilik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah, di Jalan Dokter Moh. Saleh, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Rumah sakit itu menjadi saksi perjalanan karir sekaligus pengabdian dr Aminuddin dan dr Evariani.
Jurnalis tadatodays.com berhasil mewawancarai secara khusus dr Evariani pada Kamis (17/4/2025) malam. Istri wali kota itu kemudian bercerita perjalanan hidupnya hingga tidak menyangka bakal menjadi seorang istri pemimpin daerah.
Menjadi istri wali kota tidak pernah terpikir di benak dokter Eva. Baginya, setelah menikah dengan dokter Aminuddin, ia hanya akan mengabdi pada suaminya itu sembari mewujudkan cita-citanya. "Sebetulnya itu di luar skenario cita-cita. Yang pasti, ketika muda dulu, hanya pengen jadi dokter. Itu memang utamanya," ucapnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, dokter Evariani tidak hanya berhenti sebagai dokter. "Lalu setelah kita membesarkan anak, kita membesarkan rumah sakit. Lalu berpikir Kota Probolinggo ini cukup kecil buat kita, mau ngapain lagi. Akhirnya suami lebih dulu melangkah di bidang politik sebagai anggota DPRD Kota Probolinggo," ucapnya.
Menurut dokter Eva, suaminya itu memang memiliki jiwa kepemimpinan. Sejak awal pertemuannya di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, dr. Aminuddin seringkali menjadi ketua perhimpunan hingga ketua angkatan. "Dari dulu menjadi orang yang selalu menebar manfaat, selalu pengen berjiwa sosial. Bapak itu juga spiritualnya bagus," ucapnya.
Oleh sebab itu, sebagai istri, dokter Eva mengimbangi langkah suaminya itu. "Sebagai pasangan, tugas saya adalah mendampingi dan terus-menerus mensupport suami. Akhirnya terikut. Kalau dalam cita-cita saya sendiri, malah menolak sebetulnya. Tapi, demi keberhasilan suami saya, akhirnya terikut," katanya.
Saat dokter Aminuddin melangkahkan kakinya menjadi calon wali kota pada Pilwali Kota Probolinggo 2024, dokter Eva mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Probolinggo melalui Partai Gerindra. Karirnya sukses, dokter Eva berhasil terpilih dan saat ini duduk di kursi dewan.
"Saya hanya berpikir, siapa yang akan memperkuat suami saya untuk eksis dan mengaktualisasikan dirinya, kalau bukan istri? Jadi, istri itu tidak bisa tidak ikut. Karena kita udah satu payung dalam rumah tangga. Kalau kita berbenturan persepsi, berbenturan keinginan, itu akan lebih berbahaya dan menjadi tidak nyaman, karena satu-satunya yang membahagiakan bagi suami saya itu adalah mewujudkan keinginannya," katanya.
Hal itu sekaligus dijadikan kunci kesuksesan dirinya sebagai istri. Terlebih, dokter Eva merupakan sosok yang tidak berhenti mempelajari sesuatu. "Tipikal saya adalah tipikal orang yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Saya terus juga beradaptasi dan meng-upgrade seluruh wawasan dan kemampuan untuk cepat beradaptasi terhadap kondisi," ucapnya.
Dokter Eva juga mempelajari bagaimana seharusnya menjadi sosok istri wali kota. "Bagaimana saya harus mendampingi seluruh gerakan-gerakannya, di situ tipikal saya adalah tipikal yang belajar terus," ujarnya.
PENDAMPING: Dokter Evariani mendampingi Wali Kota dr Aminuddin.

RSIA Amanah sebagai Saksi
DOKTER Eva juga menceritakan awal mula pendirian RSIA Amanah bersama suaminya. Ide muncul dari dirinya yang saat itu menjadi dokter umum. "Pertama kali pengen banget rumah sakit itu idenya saya. Jadi tahun 2003 kita masuk ke Probolinggo ini, suami memang sebagai dokter kandungan. Pindah-pindah rumah sakit," ujarnya.
Melihat kegigihan suaminya, timbul pemikiran mendirikan rumah sakit sendiri. Agar suaminya bisa bertugas di rumah sakit mereka sendiri. "Saya merasa betapa lelahnya kalau misalnya dia hanya bekerja untuk rumah sakit orang gitu. Karena kita udah punya rumah, kebetulan di depan rumah itu ada tanah kosong. Saya setiap hari selalu menghayal untuk punya klinik sendiri. Akhirnya saya dirikan klinik," katanya.
Dokter Aminuddin sempat menolak keinginan istrinya itu. Namun, dokter Eva tetap bersikukuh mendirikan RSIA. "Beliau bilang jangan, karena kita ini hidupnya mau bahagia, ngapain kamu cari stress. Nanti kamu akan kena serangan jantung tiba-tiba. Kalau kamu terus mikir, ya kamu itu ikut saya itu cukup bahagia aja sudah," ujarnya.
Akhirnya di tahun 2008 dokter Eva membuka praktek di klinik. Kemudian di tahun 2010 klinik dikonversi menjadi rumah bersalin. Lalu di tahun 2011 menjadi rumah sakit bersalin. Kemudian di tahun 2015 menjadi rumah sakit yang berkerja sama dengan BPJS.
"Saya sekolah meski di usia tua, demi mendirikan rumah sakit. Karena satu-satunya misi saya untuk belajar bagaimana mendirikan rumah sakit lebih berhasil. Jadi saya sambil sekolah di tahun 2015 itu saya belajar ilmu manajemen rumah sakit. Saya membuat studi kelayakan, membuat tesis bagaimana strategi planning rumah sakit di era JKN, kemudian seluruh persyaratan membuat izin rumah sakit ibu dan anak," katanya.
Terbukti, di tahun 2016 ia dan dr Aminuddin berhasil mendirikan RSIA Amanah hingga saat ini. "Jadi, betul-betul buat saya, keberhasilan atau prestasi itu harus dikejar. Jadi dalam tempo dua tahun, saya kuliah itu terkonversi lah rumah sakit itu menjadi RSIA di tahun 2016. Langsung kerjasama dengan BPJS," katanya.
Bahkan, dokter Eva masih ingat awal berdirinya RSIA hanya memiliki 10 tempat tidur. Kemudian bertambah 25 dan kini tersedia 64. Di tahun 2025 ini, tempat tidur akan ditambah 20 lebih dengan total 90 tempat tidur.
Pertumbuhan RSIA Amanah, lanjut dokter Eva, merupakan tuntutan zaman yang ia dan suaminya penuhi. "Kalau memang masih mau berkembang memang harus mengikuti. Jadi disini clue-nya adalah dimanapun kita berada, di situasi apapun, kita harus sempat beradaptasi dan mengikuti prosesnya. Apapun itu akan tercapai dan jangan takut untuk tidak berhasil asal bersungguh-sungguh," katanya.
Keluarga adalah Nomor Satu
SELAIN mendirikan RSIA, kewajiban seorang istri dan ibu tidah pernah diabaikan oleh dr. Eva. Ia sukses menyekolahkan anaknya di bidang kedokteran, yang saat ini juga meniti karir sebagai dokter.
"Keluarga itu ya segala-galanya pastinya. Ibu yang berhasil ukurannya adalah keluarga yang harmonis. Anak yang sukses, suami yang hebat keuangan yang cukup, financial yang bebas, hubungan sosial yang baik. Jadi, keluarga itu intinya, kalau dia tidak berhasil dibesarkan, mustahil kita di luar itu bisa eksis," ujarnya.
Ia menempatkan keluarga tetap nomer satu meski memiliki jabatan di bidang politik dan pemerintahan. Sebab, menurut dokter Eva, awal langkah kesuksesannya bermula dari pijakan langkahnya sebagai isti dan ibu.
"Kalau kita tidak baik dalam hubungan di internal keluarga, bagaimana mungkin kita bisa baik di lingkungan luar? Jadi, kalau kita mau hidup bersosialisasi, mengabdi dan bermanfaat untuk umat, sukseskan dulu keluarganya. Jadi inti yang sebenarnya dalam kehidupan itu adalah keluarga, dan itulah kebahagiaan yang sebenarnya," tuturnya. (alv/why)




Share to
 (lp).jpg)