MTQ XXXI Jatim Dorong Lonjakan Signifikan Tingkat Hunian Hotel di Jember

Dwi Sugesti Megamuslimah
Sabtu, 13 Sep 2025 17:33 WIB

HOTEL JAVA LOTUS: Suasana lobby Hotel Java Lotus Jember yang dipenuhi para kalifah peserta lomba MTQ Jatim XXXI.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI tingkat Provinsi Jawa Timur di Jember tak hanya menjadi ajang keagamaan, tapi juga membawa dampak langsung pada sektor perhotelan. Okupansi atau tingkat hunian hotel meningkat signifikan, bahkan mencapai 100 persen saat pembukaan.
Salah satunya di Hotel Java Lotus. Per 13 September 2025, okupansi hotel selama periode MTQ berlangsung pada 11–20 September 2025 tercatat cukup tinggi. Rata-rata hunian mencapai 60 persen, dengan puncak tertinggi pada 13 September, atau pada malam pembukaan.
“Kalau basisnya dari peserta MTQ sekitar 60 persen. Saat pembukaan bisa penuh 100 persen, karena banyak tamu pejabat yang hadir,” ujar General Manager Java Lotus Hotel, Jeffry Wibisono pada Sabtu (13/9/2025) sore.
Dua pemerintah daerah tercatat ikut berkontribusi dalam peningkatan hunian. Pemkab Sampang memesan 40 kamar, sementara Pemkab Jember menyiapkan 35 kamar untuk para peserta.

Menurut Jeffry, tren okupansi tinggi ini cukup berbeda dibanding hari biasa. Pada akhir pekan, khususnya Minggu hingga Senin, biasanya tingkat hunian hanya 20–30 persen. Namun, dengan adanya event MTQ, okupansi naik menjadi 60 persen. “Artinya ada tambahan 30 persen. Ini signifikan bagi perputaran bisnis hotel di Jember,” jelasnya.
Ia menyebut persiapan menyambut MTQ dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan, sebagian reservasi sudah dilakukan sejak enam bulan lalu. Hotel juga menyesuaikan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta, seperti memperbesar kapasitas musala dari semula hanya 20 orang menjadi mampu menampung 80–100 orang.
Jeffry menilai, event besar seperti MTQ menjadi momentum penting bagi perekonomian lokal, khususnya sektor pariwisata dan perhotelan. Karena itu, ia mendorong agar agenda serupa di tahun mendatang dijadwalkan pada hari libur atau akhir pekan. “Kalau diarahkan ke hari Minggu atau Senin, dampaknya akan lebih terasa bagi sektor usaha di Jember,” katanya.
Selain pasar domestik, Jeffry juga menyinggung potensi Jember sebagai destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara. Menurutnya, Jember memiliki kekuatan geowisata yang digemari turis Eropa. Selama ini, Jember menjadi salah satu rute persinggahan wisatawan overland Jawa–Bali. “Biasanya mereka dari Jakarta, Jogja, lalu ke Jember, sebelum melanjutkan ke Banyuwangi, Bali, hingga Toraja,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tahun ini ada peningkatan kunjungan wisatawan asing, terutama dari Spanyol. Sebelumnya, wisatawan mancanegara yang singgah di Jember berasal dari Belanda, Jerman, Belgia, dan Rusia. (*/dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)