Rencana Inovasi Pengelolaan Sampah, Gapoktan Jember Bakal Sulap TPS Jadi Lokasi Daur Ulang

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Thursday, 04 Jul 2024 16:49 WIB

Rencana Inovasi Pengelolaan Sampah, Gapoktan Jember Bakal Sulap TPS Jadi Lokasi Daur Ulang

SURVEY: Penyuluh pertanian lapangan (PPL) saat melakukan survey lokasi bersama anggota Gapoktan di Desa Jubung Lor.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Jubung Lor, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember mencanangkan pembuatan inovasi pengolahan sampah dengan sistem daur ulang. Rencana ini diharapkan berdampak terhadap kesuburan lahan pertanian.

Hal tersebut diungkap oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Muzed, saat ditemui pada kegiatan pertemuan rutin Gapoktan di Desa Jubung Lor, Rabu (4/7/2024) sore.

Muzed menjelaskan jika pembuatan sistem daur ulang sampah akan berlokasi di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Desa Jubung Lor. TPS dipilih karena dinilai memiliki kebutuhan bahan yang akan digunakan berupa sampah organik.

LOKASI: Bakal lokasi kolam lele sekaligus irigasi persawahan di sekitar TPS Desa Jubung Lor.

"Mikrobakteri pengurai kemudian ditambah molase, sampah-sampah organik yang kita ambil dari sini (TPS di Desa Jubung Lor) dibuat sebagai Pupuk Organik Cair (POC),” jelasnya.

Tak berhenti disitu, nantinya, lanjut Muzed, akan dibuat beberapa inovasi seperti pengolahan limbah sampah organic dengan bantuan maggot.

POC tersebut dapat dipanen setelah satu bulan untuk kemudian siap digunakan sebagai makanan maggot, yaitu agen pengurai yang efektif mengurai materi organik. “Limbah dari sampah organik ini kan masih di dalam, nanti kita angkat dikasih makan ke maggot,” sambungnya.

Rencana awal ide tersebut datang dari kepala desa yang menginginkan Muzed untuk membuat produk pupuk organik di TPS Desa Jubung Lor. Setelah melalui survei, Muzed menyimpulkan bahwa pupuk organik yang dapat diproduksi yaitu jenis POC.

“Untuk POP (Pupuk Organik Padat) tidak bisa karena prosesnya ini langsung diangkat, tidak berhenti terus ada lapuk-lapukkan organik itu tidak ada,” urai Muzed.

Sebagai informasi, maggot merupakan larva lalat yang memiliki beberapa manfaat terhadap kehidupan. Maggot dipilih lantaran memiliki potensi yang besar dalam berbagai bidang, khususnya pada pengelolaan limbah maupun industri pakan ternak.

Maggot-maggot yang telah dipanen, akan digunakan sebagai pakan ikan lele di kolam-kolam yang dibangun oleh Gapoktan Desa Jubung Lor di sekitar TPS.

Muzed menegaskan, kolam-kolam ikan lele tersebut akan memberikan dampak terhadap pertanian. Khususnya ketika mengairi persawahan yang dapat membuat lahan menjadi subur. “Jadi maggot nanti kami gunakan sebagai pakan lele. Nah air dari kolam-kolam itu nanti akan mengalir ke sawah,” katanya. (dsm/why)


Share to