Revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo Gagal Kontrak, Butuh Tender Ulang

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 20 Aug 2025 08:11 WIB

Revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo Gagal Kontrak, Butuh Tender Ulang

TUTUP: Alun-Alun Kota Probolinggo yang ditutup sementara karena akan ada revitalisasi.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Proyek revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo gagal dikerjakan atau gagal kontrak. Sebab, penyedia tidak memenuhi beberapa persyaratan. Sehingga, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo membutuhkan tender ulang.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Kota Probolinggo Setyorini Sayekti, pada Selasa (19/8/2025) malam. Penyedia kontrak proyek revitalisasi alun-alun kota ini dengan CV Dua Putri Pertahanan asal Sidoarjo.

Proyek yang dianggarkan sebesar Rp 8 miliar dengan nilai pagu awal Rp 9,45 miliar, awalnya memang dimenangkan CV Dua Putri Pertahanan. Proyek revitalisasi ini bahkan mengharuskan penertiban PKL dan relokasi Pasar Minggu atau CFD dari Alun-Alun Kota Probolinggo. "Namun ada beberapa persyaratan kerjasama yang tidak dipenuhi oleh pihak penyedia," kata Rini, sapaan Setyorini Sayekti.

Persyaratan yang dimaksud, meliputi penyedia tidak mengembalikan SPPJ (Surat Penunjukan Penyedia Jasa) dan tidak menunjukkan ketersediaan dana 10 persen di rekeningnya. "Secara regulasi, batas waktu 14 hari sejak tanggal 15 Agustus untuk perbaikan kemarin telah dilewati, sehingga dinyatakan gagal berkontrak," jelasnya.

Karena tidak ada pemenang cadangan dan hanya ada satu pemenang tender, pihaknya terpaksa harus melakukan tender ulang yang membutuhkan waktu proses sekitar 1,5 bulan. "Kita membutuhkan tender ulang dengan sisa waktu yang ada," ucapnya.

Kegagalan kontrak ini berdampak pada penyempitan waktu pengerjaan proyek. Dengan sisa waktu sekitar 3 bulan, sementara Detail Engineering Design (DED) membutuhkan waktu 4 bulan untuk diselesaikan, Dinas PUPR-PKP harus melakukan review ulang perencanaan.

"Kami akan berkonsultasi dengan kampus ITS Surabaya untuk mencari solusi bagaimana menyelesaikan proyek dalam waktu 3 bulan ini. Walaupun secara ilmu teknik masih bisa diupayakan, asalkan mendapat penyedia yang berkasnya lengkap dan modalnya kuat," ujar Setyorini.

Ia menambahkan, penyedia yang akan dipilih nanti harus memenuhi syarat pabrikasi cash and carry, yang artinya harus memiliki modal kuat untuk menjalankan proyek. "Betul-betul akan kita awasi agar tidak lagi terjadi putus kontrak," katanya.

Mengingat keterbatasan waktu, pihaknya akan menerapkan strategi bertahap dalam pengerjaan proyek revitalisasi alun-alun. "Pengerjaan akan ditarget di beberapa titik tertentu dulu yang penting, kemudian akan dilanjutkan tahun depan. Kami komitmen proyek ini akan sukses karena termasuk dalam program wali kota," tegasnya.

Setyorini menjelaskan adanya beberapa kerugian akibat kegagalan kontrak ini, terutama kehilangan waktu. Selain itu, waktu yang mepet dengan kondisi cuaca yang tidak menentu di akhir tahun menjadi tantangan dalam penyelesaian proyek.

"Evaluasi sangat penting dilakukan agar tidak terulang kembali. Kami akan lebih selektif dalam memilih penyedia jasa yang benar-benar kompeten dan memiliki modal yang memadai," tuturnya. (alv/why)


Share to