Rp 125 Juta untuk Perbaiki Atap Bocor Masjid Agung

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 01 Mar 2023 14:49 WIB

Rp 125 Juta untuk Perbaiki Atap Bocor Masjid Agung

SIDAK: Komisi III DPRD Kota Probolinggo saat melakukan inspeksi mendadak di Masjid Agung Raudlatul Jannah, Rabu (1/3/2023).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Komisi III DPRD Kota Probolinggo pada Rabu (1/3/2023) pagi melakukan rapat dengar pendapat (RDP), sekaligus melakukan inspeksi dadakan (sidak) untuk melihat bocornya atap Masjid Agung Raudlatul Jannah. Hasilnya, disepakati kebocoran itu akan diperbaiki dengan anggaran Rp 125 juta.

Atap Masjid Agung kembali bocor sejak pertengahan 2022. Saat itu, masih dalam pemeliharaan rekanan oleh CV Integral. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Permukiman (PUPR-Perkim) sudah melayangkan surat pada rekanan. Namun, tidak ada tindak lanjut sampai masa pemeliharaan berakhir pada Desember 2022.

Sampai akhirnya, di tahun 2023 atap Masjid Agung kembali mengalami bocor, sampai menjadi bahasan kalangan Komisi III. Alhasil, pada Rabu pagi Komisi III DPRD Kota Probolinggo melakukan RDP sekaligus sidak. Kepala Dinas PUPR-Perkim dan stafnya ikut serta dalam sidak.

Kepala Dinas PUPR-Perkim Setyorini Sayekti menjelaskan, atap masjid itu sudah berusia 20 tahun. Untuk merevitalisasi perlu pengerjaan ahli. Kemudian, saat direvitalisasi pada tahun 2021, PUPR memang mendatangkan tenaga ahli dari kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Sudah beberapa teknik dilakukan. Di antaranya seperti injeksi, levelling, membran dan pemiringan atap. Namun, tetap saja dengan anggaran Rp 1,128 M atap itu masih bocor. Kemudian, setelah ditelusuri ternyata air hujan masih saja tergenang di atap dak beton, sehingga atap kembali bocor.

Nah, di tahun 2023 ini akan dilakukan strategi pembangunan dengan mencegah air masuk ke atap dak. Formula waktunya selama 3 minggu pelakasanaan. Akan ditambahkan galvalum berjenjang di titik atap dak. Sehingga air tidak akan tergenang. Sementara di titik lainnya akan dipasang penutup atap zincalume. Anggarannya hanya Rp 127 juta, masuk dalam pemiliharaan gedung negara.

Saat RDP, Ketua Komisi III Agus Riyanto bertanya pada Setyorini, apakah PUPR sudah membuat gambaran secara teknis atau hanya rencana yang diontarkan. “Desainnya sudah apa belum?” tanyanya.

Setyorini menjawab sudah ada. Nantinya juga akan diberi talang penyaluran air ke luar bangunan.

Sedangkan anggota Komisi III Heri Poniman berlanjut tanya. Katanya, apakah anggaran sebesar Rp. 125 juta itu sudah bisa mencegah terjadinya kebocoran lagi. Kalau bisa, PUPR menggandeng ahli untuk menganalisa apa yang terjadi dan solusi yang tepat. “Kan eman, satu milyar lebih saja gagal. Kan eman-eman,” ujarnya.

Kemudian, Eko Purwanto dari Komisi III juga menyinggung soal surat yang dilayangkan oleh PUPR saat bocor pada masa pemeliharaan. Menurutnya, rekanan berarti tidak memperhatikan. Sehingga, harus Dinas PUPR yang menanggungnya.

Selanjutnya ada anggota Komisi III Robit Riyanto memberikan masukan untuk meggandeng staf ahli PUPR yang direcofusing ke dinas lainnya. Sehingga masukan-masukan bisa dikumpulkan. Terakhir ada Adib Susilo yang mengatakan anggaran Rp 125 juta itu harus meng-cover seluruh kerusakan. Jangan sampai ada masalah baru yang mucul.

Selesai RDP, rombongan Komisi III beserta Dinas PUPR mendatangi Masjid Agung yang berada di barat Alun-alun Kota Probolinggo. Ada pengurus takmir masjid yang menyambut. Terlihat, atap itu masih belang-belang. Namun, sudah ada tukang yang memperbaikanya.

Namun, di lantai dua masjid itu air hujan tergenang. Atap masih basah. Beberapa lampu sampai ada yang korslet. Komisi III turut prihatin. Bahkan, Robit Riyanto mengatakan revitalisasi tahun 2021 itu bisa dikatakan muspro. “Bisa, bisa muspro,”katanya.

Saat diwawancara, Ketua Takmir Masjid Agung Paeni Effendy mengatakan bahwa persoalan bocor ini sudah terjadi sejak bertahun –tahun lamanya. Pihaknya hanya melakukan pendampingan. “Kami pikir levelling itu sudah berhasil, ternyata tidak,” katanya.

Ia berharap, perbaikan ini nantinya akan selesai sebelum bulan puasa selesai. Selama ini, menurutnya lantai dua tidak dipakai untuk tarawih. Hanya digunakan untuk salat Jumat. “Tinggal dipel saja,” ucapnya.

Disisi lain, Agus riyanto juga berharap pengerjaan perbaikan ini bisa rampung di pertengahan bulan puasa. Ia meminta agar semua pihak bisa bekerja sama dengan tidak saling menyalahkan siapapun. “Kalau salah teknis gini sudah terlanjur, nggak perlu saling menyalahkan. Semoga ini perbaikan yang terakhir,” katanya. (alv/why)


Share to