Semua Siswa yang Terlibat Penyerbuan Akan Diberi Pembinaan

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 30 Nov 2022 14:46 WIB

Semua Siswa yang Terlibat Penyerbuan Akan Diberi Pembinaan

IKRAR: Para siswa SMP Negeri yang hadir dalam FGD Bersama Polres Probolinggo Kota membacakan ikrar untuk tidak melakukan tindak kriminal apapun.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Insiden penyerbuan sejumlah pelajar ke SMP Negeri 9 Kota Probolinggo, Selasa (29/11/2022) siang, akhirnya diselesaikan. Siswa yang terlibat dari masing-masing sekolah akan dipanggil oleh guru kesiswaan untuk diberi pembinaan.  

Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) Rabu (30/11/2022) pagi yang digelar oleh Polres Probolinggo Kota bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Bertempat di aula Disdikbud, FGD ini bertujuan mencari tahu akar permasalahan dan solusi bersama.

Dalam FGD itu terungkap bahwa para siswa yang datang hendak menyerang SMPN 9 pada Selasa siang itu dikomando oleh siswa dari SMP Negeri 7. Bersama mereka ada siswa dari SMP Negeri 6, SMP Negeri 5, dan SMP Negeri 2.

Selanjutnya, Polresta mempersilakan siswa yang terlibat untuk berbicara, menceritakan kronologi dan penyebab penyerangan terhadap siswa SMP Negeri 9. Beberapa siswa mengatakan, SMP Negeri 7 awalnya kalah tanding futsal. Lalu, mereka mendapat olok-olok dan ejekan. Karena tidak terima dengan perlakuan itu, mereka berniat untuk menyerang siswa SMP Negeri 9. 

Saat ditemui tadatodays.com, guru Kesiswaan SMP Negeri 7 Abdul Hadi mengatakan, begitu mendengar siswanya hendak menyerang siswa sekolah lain, ia langsung bertanya kepada siswa dan OSIS di sekolahnya. "Saya langsung cari tahu," jelasnya.  

Kemudian, Abdul Hadi memang benar mendapati bahwa siswanya hendak menyerang siswa SMP Negeri 9 lantaran sakit hati setelah diolok saat kalah tanding futsal. "Memang sepele masalahnya, dan sudah lama. Tapi, kita tetap awasi," jelasnya. 

Ia mengatakan, setelah FGD bersama Polresta ini akan memanggil siswanya yang terlibat. Abdul Hadi akan memberikan pembinaan kepada siswa-siswa itu. “Ada 10 (siswa, red) lebih memang,” tuturnya. 

Menurut Abdul Hadi, adanya insiden ini dipengaruhi perubahan zaman yang seakan mendorong anak sekolah untuk melakukan aksi yang tidak diinginkan. Apalagi, meski telah dilarang, siswa sekarang semakin berani dengan membawa sepeda motor ke sekolah. “Namun, sebagai guru kita tetap bertugas mengajari,” katanya. 

Begitu juga yang disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 9 Qomarudin. Ia juga akan mengumpulkan semua anak yang terlibat. “Akan kami cari siswa mana saja yang disebut mengolok-olok tadi,” ujarnya.                                                                                                                                                                                           

Qomarudin mengaku juga sudah berkomunikasi dengan pihak SMP Negeri 7 atas insiden ini. Mereka sepakat menyelesaikan masalah secara internal. “Sudah saya telepon langsung kemarin, dan akan membimbing anak yang bermasalah,” tuturnya. 

Di ujung FGD ini, seluruh siswa SMP Negeri yang hadir membaca ikrar. Dalam ikrar itu mereka berjanji untuk tidak melakukan tindak kriminal apapun. 

Selanjutnya, Kapolresta Probolinggo AKBP Wadi Sa’bani meminta semua SMP Negeri di Kota Probolinggo supaya membuat sebuah kegiatan yang bisa mencegah adanya potensi-potensi serupa. “Seperti ikrar, nanti polres dilibatkan. Supaya aksi kekeran, narkoba bahkan kriminal lainnya bisa terhindar dan tercegah,” ujarnya. (alv/why)


Share to