Sudah 70 Sapi di Lumajang Mati Terpapar PMK, DKPP Ambil Langkah Strategis

M. David Firmansyah
M. David Firmansyah

Tuesday, 07 Jan 2025 13:48 WIB

Sudah 70 Sapi di Lumajang Mati Terpapar PMK, DKPP Ambil Langkah Strategis

MENINJAU: DKPP Lumajang meninjau pasar hewan untuk mengantisipasi sebaran PMK.

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Kabupaten Lumajang melonjak signifikan sejak November 2024.  Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, tercatat lebih dari 900 ekor sapi terjangkit PMK, dengan 70 di antaranya dilaporkan mati. 

DKPP Lumajang telah melaksanakan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. Kepala DKPP Kabupaten Lumajang Retno Wulan Andari mengatakan, pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak di Pasar Hewan Kelurahan Rogotrunan, melakukan pemeriksaan kesehatan ternak, penyemprotan desinfektan, dan mendistribusikan obat-obatan guna mencegah penularan lebih lanjut.

"Semua sapi yang masuk ke pasar hewan telah melalui pemeriksaan kesehatan. Kami juga memberikan vaksinasi kepada ternak untuk mencegah penyebaran PMK," kata Retno Wulan Andari, Selasa (7/1/2025).

Selain itu, Retno menekankan bahwa peternak memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan wabah ini. Ia mengimbau agar peternak menjaga kebersihan kandang, membatasi pergerakan ternak, dan segera melapor jika mendapati ternaknya mengalami gejala-gejala PMK. 

"Dengan menjaga kebersihan kandang dan memastikan sapi menerima vaksinasi, kita dapat meminimalkan risiko penyebaran penyakit ini," ujar Retno.

Dalam upaya mempercepat penanggulangan PMK, DKPP juga menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak parah, seperti Klakah, Pasrujambe, Kunir, dan Senduro.

Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan peternak mengenai langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.

Retno mengungkapkan, melalui langkah-langkah yang telah dilakukan, pihaknya optimistis dapat mengendalikan wabah PMK ini serta membantu peternak untuk segera memulihkan kondisi peternakan di Lumajang. Ia menekankan bahwa keberlanjutan peternakan yang sehat sangat bergantung pada ketahanan pangan yang baik.

“Langkah cepat yang diambil oleh DKPP, dukungan dari masyarakat, serta komitmen untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan ini dan menciptakan lingkungan peternakan yang lebih tangguh di masa depan,” kata Retno.

Dengan upaya yang konsisten dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan wabah PMK dapat segera teratasi, dan sektor peternakan di Kabupaten Lumajang dapat pulih kembali. (dav/why)


Share to