Tentara dan Dua Anaknya Meninggal Tersambar KA di Ketapang

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 26 Dec 2022 13:47 WIB

Tentara dan Dua Anaknya Meninggal Tersambar KA di Ketapang

TKP: Petugas melakukan olah TKP di lokasi sambaran kereta api di Ketapang Kota Probolinggo yang berujung meninggalnya seorang tentara, Ainur Rasyid dan dua putranya.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Ainur Rasyid, seorang anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 0820 Probolinggo mengalami nasib malang. Tentara 35 tahun berpangkat Kopda itu meninggal setelah tersambar Kereta Api (KA) Tawangalun di perlintasa KA tanpa palang pintu di Ketapang, Kademangan Kota Probolinggo, Senin (26/12/2022). Tak hanya Ainur Rasyid, dua putranya juga meninggal dalam kejadian tersebut. 

Ainur Rasyid merupakan warga Jl Merapi Perumahan Regency, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Ia mengalami kecelakaan maut sekitar pukul 10.00 WIB.

Berdasar informasi yang dihimpun tadatodays.com, saat itu Ainur Rasyid membonceng dua putranya. Mereka hendak pergi memancing di tambak pesisir Ketapang.

Di atas motor, Kopda Ainur Rasyid bersama kedua anaknya melaju dari arah selatan. Mereka menuju perlintasan KA tanpa palang pintu di Ketapang tersebut. Namun, saat di perlintasan, ada KA Tawangalun melaju dari arah timur. Bapak dan dua anaknya itu langsung tersambar dan terlempar.

Anaknya terlempar sejauh 10 meter. Sedangkan Ainur Rasyid terlempar sejauh 40 meter. Begitupun sepeda motor yang dikendarainya. Sepeda motor itu sempat menempel di depan kereta, lalu terlempar hingga 200 meter.

Warga yang mengetahui kejadian ini segera menghampiri TKP. Salah satunya, Bebun yang menyaksikan langsung kejadian itu. Ia mengatakan, tubuh Ainur Rasyid terbang hingga ke depan rumahnya. “Tiga orang yang terlempar, yang bapaknya di sini (depan rumahnya, red),” ujarnya pada tadatodays.com.

DUKA: Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ainur Rasyid, anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 0820 Probolinggo. 

Bebun yang sedang duduk di teras rumahnya spontan berteriak. Menurut Bebun, perlintasan KA tanpa palang pintu itu sedang tidak dijaga. Apabila ada kereta yang melintas, warga akan berteriak ada kereta. Sebab, tidak ada petugas yang berjaga.

Ketiga jenazah langsung dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr. Moh. Saleh. Hingga berita ini ditulis, ketiga jenazah masih berada di kamar mayat sebelum dibawa ke rumah duka.

Sementara itu, Manajer Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Jember Azhar Zaki Assjari mengatakan perlintasan KA itu sudah dilengkapi rambu peringatan yang dipasang oleh Dinas Perhubungan.

Namun, adanya pos penjagaan itu bukan menjadi milik KAI atau Dishub. “Sepertinya itu swadaya masyarakat mbak, karena memang bukan milik kami,” ujarnya melalui telepon.

Ia menjelaskan, masinis kereta sudah membunyikan semboyan 35 berulang-ulang. Semboyan 35 ini adalah suling lokomotif yang berbunyi perigatan. “Kalau ada perlintasan, masinis pasti membunyikan semboyan 35,” katanya.

Atas kejadian ini, KA Tawangalun terpaksa berhenti dan telat sampai 7 menit. Selanjutnya, Azhar mengimbau agar warga yang melintas supaya lebih berhati-hati. Masyarakat bisa berhenti sejenak sebelum melintasi perlintasan KA. (alv/why)


Share to