Tinjau Banjir Krejengan, Bupati Probolinggo Gus Haris: Kita Akan Mitigasi Lagi

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Wednesday, 12 Mar 2025 10:21 WIB

Tinjau Banjir Krejengan, Bupati Probolinggo Gus Haris: Kita Akan Mitigasi Lagi

TINJAU TKP: Bupati Probolinggo, dr. H. Moh. Haris meninjau titik luapan banjir di jembatan penghubung Desa Jatiurip dan Desa Opo-opo Kecamatan Krejengan.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Banjir yang terjadi di sejumlah desa di kecamatan Krejengan, Maron dan Pajarakan, Senin (10/3/2025), menjadi atensi Pemkab Probolinggo. Bupati Gus dr Moh. Haris pada Selasa (11/3/2025) datang langsung ke Krejengan, melihat langsung kondisi pasca banjir yang cukup parah.

Bupati Gus Haris datang bersama jajaran Forkopimda dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkab Probolinggo dan relawan. Bupati meninjau Pondok Pesantren Darut Tauhid di Desa Tanjungsari. Berikutnya Bupati Gus Haris bersama rombongan meninjau rumah warga dan jembatan di Desa Jatiurip dan Desa Opo-opo. Setelah itu, Bupati melihat kondisi tembok penahan tanah (TPT) di Desa Jatiurip hingga jembatan di Desa Kamal Kuning.

Selama peninjauan oleh Bupati Gus Haris, para relawan membagikan bantuan logistik berupa nasi kotak dan bahan pokok sehari-hari kepada warga.

CEK: Bupati Probolinggo, dr. Moh Haris bersama jajaran Forkopimda dan OPD terkait mengecek langsung Pondok Pesantren Darut Tauhid yang terdampak banjir Krejengan.

Sementara, Bupati Gus Haris menyatakan bahwa banjir yang terjadi ini merupakan titik yang baru pertama kali terjadi. “Dari kemarin kita tanya hasil asesmentnya bagaimana. Prinsip dari konsep mitigasi yang selama ini sudah kita pakai. Kita ingin setiap bencana yang sudah terjadi di tempat kita, diupayakan bagaimana sekiranya tidak terjadi lagi,” terangnya.

Banjir yang terjadi ini menurutnya baru, bukan seperti banjir sebelumnya, sungainya berbeda. Jadi Pemkab Probolinggo dalam proses assessment lagi. “Kita akan percepat. Selama ini ada beberap alat berat punya provinsi yang sudah turun, kita coba menyelesaikannya. Kita tidak pernah tahu, kita tidak bisa menyalahkan hujan. Memang kita harus siap,” ujarnya.

Bupati Gus Haris beberapa waktu lalu telah meminta konsep kolaborasi semua OPD. Setiap kali ada bencana, semua OPD terkait harus hadir. Baik Dinas Kesehatan, DInas Sosial, Kesra, Perkim, PUPR dan semuanya. “Terutama BPBD yang punya gawe. Ini akan terus kita lakukan. Nanti setelah melewati ini semua, kita akan mitigasi lagi. Mana titik di Kabupaten Probolinggo, masih memungkinkan terjadi bencana. Kita tidak berharap. Tetapi prinsip, kita melakukan hal preventif, itu yang paling penting,” tegasnya.

Sementara Pemkab Probolinggo juga terus koordinasi dan kolaborasi bersama TNI Polri, agar ada kesinambungan melakukan upaya preventif. Bupati juga mengecek adanya advur atau saluran pembuangan yang tidak lancar yang diduga penyebab banjir. “Nanti kita lihat, selebihnya nanti akan diinformasikan lebih jauh,” jelasnya.

Banjir yang terjadi di Pondok Pesantren usai ditinjau, memang kontur bangunan agak dalam. Jadi tinggi air setinggi manusia. “Kita lakukan upaya-upaya agar tidak terjadi lagi. Ini bahaya kalau terjadi saat malam hari orang lagi tidur, kita tidak pernah ada yang tahu. Secepat apa air ini akan berjalan ke sana.  Beruntung masih tidak ada korban. Alhamdulillah,” ujarnya.

Berkaca pada banjir sebelumnya di Krejengan, itu tidak ada korban, hanya ada korban mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit. Tetapi kali ini ada korban meninggal. “Nanti kita lihat, akan dievaluasi kembali,” tekannya.

Menurut Bupati, upaya mitigasi bencana sudah dilakukan jauh hari. Cuma, setiap ada kejadian, ini kejadian baru lagi. “Hasil evaluasi kita selama ini, itu ada pergeseran penggunaan lahan atau alih fungsi lahan yang seharusnya tidak dilakukan di hulu. Tetapi masyarakat begitu. Selain itu ada perubahan geometri sungai. Kita lihat setiap kali ada belokan, dia bertambah lebar. Ini menggerus dapur orang, lahan orang. Ini kita belum selesai banjir sebelumnya, bangun jembatan masih proses, sudah terjadi banjur lagi. Ke belakang kita lebih rigid lagi untuk melakukan upaya preventif. Semoga cuacanya membaik ke belakangnya,” jelasnya.

Sementara, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darut Tauhid, Muhammad Taufiqurrahman mengaku kondisi para santri sudah membaik usai terdampak banjir. Taufiq mengaku telah dibantu tim dari litas sektor atau apparat yang bertugas. Sedangkan yang paling dibutuhkan adalah pakaian. Pasalnya 10 kamar santri putri itu tidak ada yang bisa diselamatkan. “Untuk kelas-kelas sudah ada. Ada 86 santri putri,” jelasnya.

Taufiq membeberkan saat terjadi banjir, para santri putri ada di kamarnya. Selanjutnya dilakukan evakuasi di pondok pesantren saudaranya yang lain. Para santri tidur disana. “Ini pertama kali banjir, dan mudah-mudahan yang terakhir,” harapnya.

Dua santri putra yang mengalami hipotermia, berawal saat keduanya diminta bantuannya oleh Taufiq membantu proses evakuasi barang-barang di kamar santri putri yang banjir. Ternyata mungkin tidak tahu berenang, ternyata tenggelam sebentar. “Tetapi ditarik sama temannya, Alhamdulillah selamat. Langsung dilarikan ke Puskesmas, dua jam kemudian bisa pulang,” ungkapnya.

Selama Pondok Pesanteran Darut Tauhid didirikan 41 tahun silam, itu tidak pernah terjadi banjir. Pria berkopiah ini mengaku tidak mengetahui air bah itu tiba-tiba datang dari mana. “Kami tahunya datangnya dari selatan. Karena datangnya tiba-tiba, bukan berangsur-angsur. Selatan kami sawah,” tegasnya. (hla/why)


Share to