Trauma Erupsi 2021, Warga Lereng Semeru Memilih Mengungsi

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 04 Dec 2022 19:37 WIB

Trauma Erupsi 2021, Warga Lereng Semeru Memilih Mengungsi

MENGUNGSI: Kondisi warga di tenda pengungsian di lapangan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. (foto: istimewa)

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Erupsi Gunungapi Semeru disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Minggu (4/12/2022), membuat warga memilih mengungsi di beberapa titik. Warga Lumajang itu trauma akan erupsi besar yang pernah terjadi pada Desember 2021 lalu.

Warga yang mengungsi itu berasal dari beberapa desa yang jaraknya dekat dengan lereng Gunungapi Semeru. Diantaranya, seperti  Desa Sumbermujur, Desa Penanggal, Desa sumberwuluh, Desa Pronojiwo dan lainnya yang berada di Kecamatan Candipuro.

Mereka mengungsi di beberapa titik, seperti Lapangan Candipuro, balai Desa Candipuro, balai Desa Penanggal, balai Desa Jarit, balai Desa Tumpeng dan kantor Kecamatan Candipuro.

Salah satu relawan Lokal Laskar Persaudaraan Yoga Prahastya mengatakan masyarakat memilih megungsi karena trauma dan khawatir akan aktivitas vulkanik Gunung Semeru. “Sejak tadi siang nampak guguran awan panas susulan,” kata Yoga melalui pesan singkat.

Menurutnya, setidaknya ada 255 jiwa yang memilih mengungsi di Lapangan Candirpuro. Lalu, sekitar 152 jiwa mengungsi di Balaidesa Candipuro. Sementara di Balaidesa Penanggal ada 212 jiwa. Di tempat pengungsian itu sudah bergelar tenda-tenda. “Tidak sebanyak tahun lalu,” jelasnya. Bantuan-bantuan dan donasi sudah mulai masuk ke area pengungsian.

Dibanding tahun lalu, Yoga yang juga pernah menjadi relawan erupsi pada 2021 itu mengatakan pengungsi tidak sebanyak tahun lalu. “Sebenarnya gak separah tahun kemarin. Muntahan awan panasnya dicicil mulai tadi pagi. Kalau langsung sekali muntah bisa parah,” jelasnya.

Kondisi saat ini menurut Yoga sudah membaik. Bahkan warga yang mengungsi  sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. “Tadi siang sempat gelap gulita. Kondisi terkini mulai menurun,” ujarnya.

Tempat pengungsian tersebut bersifat sementara. Apabila, menurut Yoga aktivitas vulkanik Gunungapi Semeru tidak menurun, maka ia dan warga akan tetap mengungsi. Namun, relawan lokal, kepolisian, TNI, BPBD,  dan personil BADAK Lumajang tetap mengawasi. “Beberapa instansi terkait juga sudah standby,” tuturnya.

Beruntung, erupsi sejak Minggu pagi ini tidak memakan korban jiwa. Namun, rumah warga yang berdekatan dengan lereng gunung sudah ditumpuki abu vulkanik. “Seperti akses ke Desa Pronojiwo terputus total. Tertutup endapan abu vulkanik,” katanya. (alv/why)


Share to