119 Rumah Warga Dibanjiri Lumpur, Jembatan Hanyut

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 21 Nov 2022 06:23 WIB

119 Rumah Warga Dibanjiri Lumpur, Jembatan Hanyut

BERLUMPUR: Kondisi rumah warga di RT 01 RW 03. Sebanyak 5 rumah dipenuhi lumpur.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Meluapnya air Sungai Legundi Kademangan, Kota Probolinggo pada Minggu (20/11/2022) malam, buntut tersendatnya bendungan, berdampak bagi warga sekitar. Sejumlah 119 rumah warga sekitar kemasukan air campur lumpur. Selain itu, sebuah jembatan yang menjadi akses sebuah rumah makan juga hanyut.

Bendungan di Sungai Legundi di Jl Prof Hamka, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo itu tersendat karena tumpukan sampah. Alhasil, kelep tidak bisa terbuka dan membuat air tidak mengalir, malah meluap sampai mengenai rumah warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo merilis ada 119 rumah dan sebuah jembatan yang hanyut. Rumah-rumah yang kebanjiran itu milik 95 KK di RT 01 - RW 02 Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok sebanyak 95 KK; 5 KK di RT 01 - RW 03 Dusun Krajan, Kelurahan  Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan; 13 KK di RT 02 - RW 03 Dusun Krajan, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan; dan 6 KK di RT 03 - RW 04 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan.

Jumali, salah satu warga RT 01  -RW 03 Dusun Krajan, Kelurahan Pohsangit Kidul, menceritakan rumahnya yang sudah mau roboh, dimasuki lumpur luapan air sungai. Jumali tidak mengetahui bahwa meluapnya air itu akibat dari tersendatnya bendungan air.

BANJIR: Jumali, salah satu warga Kademangan, menunjukkan tinggi air yang masuk ke dalam rumahnya, akibat luapan air sungai pada Minggu (20/11/2022) malam.

Rumahnya yang terletak 100 meter dari bendungan di sisi selatan sungai, dimasuki air hingga setengah meter lebih. Beruntung tidak ada satupun barang berharganya yang terhanyut. “Cuma bak-bak itu, kan ndak kuat nahan,” ujarnya.

Kondisi rumah Jumali justru meprihatinkan. Rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu itu menurut Jumali sudah hampir roboh. Ia khawatir, kejadian tiba-tiba seperti meluapnya air sungai itu justru membuat rumahnya roboh.  “Sebelumnya pernah, jamannya Bu Wali Buchori (Hj Rukmini, red),” tuturnnya.

Jumali menuturkan, sudah jarang warga yang membuang sampah pada sungai. Namun, jika tersendatnya air karena sampah, kemungkinan sampah itu adalah bawaan dari hulu. “Sudah jarang sampahnya di sini,” ucapnya.

Sementara, BPBD menyebutkan, tersendatnya kelep bendungan itu ada sisa bambu dan eceng gondok yang tersangkut. Akibatnya, kelep tidak bisa terbuka. Kepala Pelaksana BPBD Sugito Prasetyo mengatakan, sampah-sampah itu memang bawaan arus sungai yang besar. “Ini dari aliran sungai yang dari atas, asrtinya dari arah kabupaten,” terangnya.

Ditambah hujan yang lebat pada Minggu sejak pukul 15.00 WIB, sehingga debit air sungai bertambah. Sugito menerima laporan pukul 17.30 WIB. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan tim gabungan. “Alat berat ini dari Dinas PUPR,” ujarnya.

Selanjutnya, Sugito mengimbau warga sekitar supaya bisa menjaga sungai dengan tidak membuang sampah. (alv/why)


Share to