Cuma Bisa Nyoblos Dua Surat Suara, Disabilitas Netra Jember: Perlu Sosialisasi Lebih Masif soal Alat Bantu

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 14 Feb 2024 15:16 WIB

Cuma Bisa Nyoblos Dua Surat Suara, Disabilitas Netra Jember: Perlu Sosialisasi Lebih Masif soal Alat Bantu

MENCOBLOS: Ketua Disabilitas Netra Jember Rahman Hadi didampingin keluarganya saat hendak melakukan pencoblosan.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kemeriahan pesta demokrasi Pemilu 2024 berhak dirasakan semua golongan, tak terkecuali kelompok disabilitas. KPU Jember mencatat setidaknya ada 6.435 daftar pemilih tetap (DPT) disabilitas pada Pemilu 2024 yang tersebar di 31 kecamatan di wilayah setempat.

Salah satunya adalah kelompok disabilitas netra. Mereka memerlukan alat bantu khusus dalam proses pemilu berupa papan template.

Papan template tersebut berupa karton yang telah didesain khusus dengan huruf braille.

Ketua Penyandang Disabilitas Netra Jember Rahman Hadi menyebut ada perkembangan pada penyediaan alat bantu template khusus disabilitas netra.

"Tahun ini ada tambahan template untuk DPD, sebelumnya cuma Capres-cawapres saja," katanya Rabu (14/2/2024).

Rahman tidak merasakan kesulitan yang berarti dalam pencoblosan kali ini. "Tapi mungkin penyimpanan templatenya kurang bagus jadi beberapa tulisan ada yang kurang timbul, selebihnya aman sih," imbuhnya.

Meski demikian, hanya ada dua kertas suara yang memiliki template, sementara tiga lainnya tidak. Mengatasi hal tersebut, ada dua cara yang bisa digunakan oleh para penyandang disabilitas netra dalam proses pencoblosan. Pertama, didampingi oleh keluarga, kemudian yang kedua adalah tidak memilih.

"Untuk yang lain, ada dua opsi, satu tidak memilih, kedua didampingi keluarga. Cuman kadang ada miskomunikasi yang tidak memperbolehkan orang lain ikut mendampingi teman-teman netra ke bilik suara," urainya.

Rahman mencatat, setidaknya ada 150 penyandang disabilitas netra yang terdata di Jember. Dan yang memiliki hak pilih ada sekitar 140 orang. "Mereka antusias, dan sadar betul bahwa memilih presiden itu penting," Rahman melanjutkan.

Rahman menyebut, yang perlu menjadi perhatian adalah sosialisasi yang lebih masif pada petugas kpps lantaran tidak semuanya mengerti dan paham fungsi template.

"Yang saya khawatirkan, tidak semua kpps mengerti fungsi dari template itu apa. Beberapa tahun kemarin, templatenya hanya dibuat penggaris. Tadi saja saya sedikit mengajarkan cara kerja template seperti apa ke petugas," keluhnya.

Rahman berharap, kedepan KPU lebih masif dalam melakukan sosialisasi, utamanya peragaan bagaimana disabilitas memilih. "Kami siap mengawal dan membantu kelancarannya, tapi selama ini kami tidak digandeng," pungkasnya. (dsm/why)


Share to