Dari Dapur ke Harapan Baru, Cerita Dua Pekerja Cuci Ompreng di Dapur MBG Wonoasri

Dwi Sugesti Megamuslimah
Monday, 29 Sep 2025 18:25 WIB

CUCI OMPRENG: Dua pekerja di dapur MBG Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo. Misiati (kiri) dan Dwi Sugiarti (kanan) saat mencuci ompreng MBG.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Di balik ribuan ompreng makanan bergizi yang keluar dari dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember, ada tangan-tangan sederhana yang bekerja tanpa lelah. Dua di antaranya adalah Misiati (50) dan Dwi Sugiarti (31), ibu rumah tangga yang menemukan arti baru dari kesehariannya sebagai pekerja cuci piring MBG atau ompreng.
Misiati, perempuan paruh baya asal Wonoasri yang sehari-hari bertani, kini akrab dengan tumpukan piring dan alat makan bekas produksi MBG. Bersama 13 rekannya, ia memastikan setiap perlengkapan makan dicuci sesuai standar.
"Empat kali bilas, dijemur, lalu masuk oven bersuhu 400 derajat selama 5 menit, dilanjutkan suhu 200 derajat selama 5 hingga 8 menit. Harus steril, karena ini untuk ribuan orang,” ujarnya sambil tersenyum dan tangan yang tetap sibuk mencuci ompreng MBG, Senin (29/9/2025) siang.
Bagi Misiati, pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas tambahan. Dua anaknya yang kini tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi membuatnya semakin bersemangat. “Senang bisa ikut berkontribusi. Apalagi, ini juga ada tambahan pemasukan buat keluarga,” katanya sambil tersenyum.

Sementara itu, Dwi Sugiarti (31) punya kisah berbeda. Ibu muda dengan dua anak yang satu duduk di bangku SD, satunya TK itu awalnya hanya mengisi hari-harinya dengan rutinitas rumah. Hingga suatu hari, informasi lowongan menjadi relawan MBG datang. “Daripada di rumah saja, saya coba daftar. Ternyata lolos, banyak teman baru dan rasanya bermanfaat,” ungkapnya.
Nantinya, keduanya bersama 13 rekannya bakal memulai tugas sejak pukul 12 siang hingga pekerjaan rampung. Di hari perdana ini, dapur MBG Wonoasri langsung kebut menyiapkan 1.450 paket makanan bergizi yang siap didistribusikan kepada para siswa-siswi yang ada di sekitar Kecamatan Tempurejo.
“Capek sih, tapi terbayar karena kita tahu yang kita kerjakan ini buat banyak orang,” katanya dengan tangan penuh busa sabun cuci piring.
Kehadiran pekerja seperti Misiati dan Dwi menjadi wajah lain dari program MBG. Bukan sekadar dapur produksi, tetapi juga ruang baru yang membuka kesempatan bagi ibu rumah tangga untuk berdaya, bersosialisasi, dan berkontribusi bagi masyarakat. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)