Harga BBM Naik, PKL Takut Naikkan Harga

Tadatodays
Tadatodays

Sabtu, 17 Sep 2022 15:18 WIB

Harga BBM Naik, PKL Takut Naikkan Harga

PKL: Ulfa (berjilbab magenta), seorang pedagang kaki lima di Taman Maramis Kota Probolinggo, memilih tidak menaikkan harga meski harga BBM sudah naik.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemerintah sudah resmi menaikkan harga BBM mulai Sabtu (3/9/2022). Sebagian pedagang kaki lima (PKL), menaikkan harga jual dagangannya. Tetapi, ada juga PKL yang tidak menaikkan harga.

Ulfa, 32, seorang PKL di Taman Maramis Kota Probolinggo yang berjualan sembako, termasuk yang tidak menaikkan harga jual dagangannya. Alasannya, harga sembako di pasar belum naik.

“Masih belum naik. Harga minyak 1 liter Rp 14 ribu. Telur 1 kilogram Rp 27 ribu. Gula Rp 12.500, masih sesuai seperti pada umumnya,” kata Ulfa saat ditemui tadatodays.com pada Sabtu (17/9/2022) sekitar pukul 10.00.

Walau tidak menaikkan harga jual dagangan, Ulfa yang sudah berdagang sembako sejak 2014 mengaku tetap gelisah atas kenaikan harga BBM ini. Ia mengalami dilema untuk menaikkan atau tidak harga jual dagangannya.

“Kalau nanti tidak dinaikkan, untungnya dari mana?  Tapi kalau dinaikkan, nggak laku jualan saya. Saya saja hanya mengambil untung Rp 500-1.000 saja per item, yang penting tetap lancar,” kata Ulfa yang berjualan di sisi barat Taman Maramis. 

Sebetulnya, Ulfa bersama suaminya, lebih dulu berjualan BBM eceran, yaitu mulai 2012. Baru pada 2014, Ulfa menambah dagangan sembako. Tetapi, ia akhirnya ia tidak lagi berjualan BBM eceran. Sebab, selain harganya mahal, BBM juga semakin sulit didapatkan. 

“BBM sulit didapatkan karena sering kehabisan duluan oleh pengepul lainnya di SPBU. Lagian, kalau saya tetap jualan sembako dan bensin (BBM, red), nanti jadinya lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan. Jadi, mending jualan sembako aja,” kata Ulfa kemudian meninggalkan percakapan sejenak untuk meladeni pembeli.

Menurut dia, kenaikan harga BBM bisa mengerek harga harga lainnya. “Buat saya, kalau harga bensin naik, harga yang lain juga ikut naik. Bahkan biaya hidup saya sehari-hari dengan keluarga ikut naik. Tambah berat nantinya,” ujar Ulfa yang hari mengenakan jilbab warna magenta.

Ulfa berharap, pemerintah dapat segera menurunkan harga BBM. Apalagi menurutnya, masyarakat belum pulih dari pandemi Covid-19.

“Penghasilan saya dulu dan sekarang itu beda. Sebelum pandemi saya bisa menghasilkan lebih dari Rp 200 ribu sehari. Sekarang sehari dapat Rp 200 ribu itu sudah syukur-syukur. Ditambah lagi sekarang harga bensin (BBM, red) naik, penghasilan pas-pasan, pengeluaran banyak, susah deh,’’ kata Ulfa yang sehari-harinya berdagang menggunakan kendaraan motor roda tiga. (mfs/why)

JURNALIS: Muhammad Fikri Syauqi


Share to