Hujan Deras Picu Longsor di Sukapura Probolinggo, Suplai Air Bersih Terganggu

Khoiri Afandy
Khoiri Afandy

Friday, 03 Oct 2025 06:28 WIB

Hujan Deras Picu Longsor di Sukapura Probolinggo, Suplai Air Bersih Terganggu

LONGSOR: Kondisi tanah longsor di aliran sungai Dusun Watulumpang, Desa Sukapura.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Suplai air bersih di Kecamatan Sukapura dan beberapa kecamatan tetangganya di Kabupaten Probolinggo terganggu. Ini dampak dari tanah longsor yang terjadi di mata air Umbulan, Dusun Watulumpang, Desa Sukapura, pasca hujan deras Selasa (30/10/2025) lalu. Longsor itu merusak jaringan pipa utama PDAM yang mengalirkan air bersih ke sejumlah wilayah.

Mata air Umbulan dikenal sebagai salah satu sumber terbesar di Kabupaten Probolinggo yang selama ini menyuplai kebutuhan air bersih untuk ribuan pelanggan PDAM di Kecamatan Sukapura, Kecamatan Wonomerto, Kecamatan Lumbang, dan sebagian Kecamatan Bantaran. Gangguan aliran ini otomatis berdampak pada aktivitas harian masyarakat yang bergantung pada distribusi PDAM.

Kepala Bagian Hubungan Pelanggan PDAM atau Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo Yudi, saat dikonfirmasi tadatodays.com pada Kamis (2/10/2025), membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, tanah longsor dengan intensitas cukup besar mengakibatkan jaringan pipa utama retak hingga patah di beberapa titik.

“Area yang terdampak meliputi Kecamatan Sukapura, Kecamatan Wonomerto, Kecamatan Lumbang, serta sebagian Kecamatan Bantaran. Yang paling parah adalah Kecamatan Sukapura dan Wonomerto. Untuk Kecamatan Lumbang, khususnya Desa Boto, sementara di Kecamatan Bantaran meliputi Desa Jatisari dan Desa Legundi,” jelasnya.

Lebih lanjut Yudi menyampaikan, pihak PDAM telah menurunkan tim teknisi sejak hari pertama kejadian. Namun, kondisi medan yang sulit serta cuaca yang masih kerap turun hujan membuat proses perbaikan tidak bisa berjalan cepat.

“Jika cuaca bersahabat, estimasi perbaikan paling cepat 14 hari atau sekitar dua minggu. Kami mohon kesabaran masyarakat karena perbaikan ini menyangkut pipa utama yang vital,” tambahnya.

Sementara itu, warga mulai merasakan dampak terhentinya distribusi air bersih. Khuril Maulida Sabila, warga Desa Sukapura, mengatakan bahwa aliran PDAM di rumahnya sudah tidak mengalir sejak Selasa malam.

“Iya mas, air PDAM di sini mati karena dampak longsor di pusat sumber PDAM. Untungnya kami masih punya tandon atau tangki penampung air, jadi untuk sementara insyaallah aman,” ujarnya.

Berbeda dengan Khuril, ada banyak warga lain tidak memiliki cadangan air. Dony Kurniawan, warga Desa Boto, Kecamatan Lumbang, mengaku terpaksa mencari sumber mata air terdekat agar tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Kami harus mengambil air dari sumber pegunungan. Jaraknya lumayan jauh. Tapi mau bagaimana lagi? Kebutuhan sehari-hari tetap harus jalan,” ungkapnya.

Sejumlah warga berharap PDAM segera menyalurkan bantuan air bersih sementara dengan menggunakan mobil tangki, terutama bagi wilayah yang paling terdampak dan tidak memiliki alternatif penampungan air. Mereka khawatir jika perbaikan membutuhkan waktu lama, kondisi akan semakin menyulitkan, terlebih untuk kebutuhan memasak, mencuci, dan kebersihan. (ndy/why)


Share to